Pertanianku — Di tengah tren urban farming yang terus meningkat, Toko Trubus menggelar Ngobrol di Warung Trubus yang bertajuk Tren Urban Farming: dari Pekarangan Jadi Penghasilan. Acara tersebut membahas seputar urban farming yang telah terbukti mampu memberikan keuntungan yang menggiurkan.

Ngobrol di Warung Trubus diselenggarakan bersamaan dengan soft opening Toko Trubus Jakabaring, Palembang. Urban farming di pekarangan rumah dapat dilakukan untuk menanam tanaman hias, tanaman sayur, ataupun tanaman buah. Acara Ngobrol di Warung Trubus kali ini mengundang para narasumber yang telah berhasil membudidayakan ketiga jenis tanaman tersebut di pekarangan rumah sekaligus mengembangkannya menjadi penghasilan.
Tika Nilawati, penghobi sekaligus pemilik Tika Hidroponik sudah cukup lama membudidayakan tanaman hias dari pekarangan rumahnya yang disebut sebagai Teras Bunga. Hal ini karena tanaman hiasnya memang dibudidayakan di teras rumah.
Tidak seperti kebanyakan penjual tanaman hias di Palembang yang mengambil tanaman di Bandung, dirinya lebih memilih membudidayakan tanaman hiasnya dari biji langsung di Palembang. Oleh karena itu, tanaman yang dihasilkan oleh Tika memiliki daya tahan yang lebih lama. Pasalnya, kebanyakan tanaman yang diambil dari luar Palembang tidak mampu bertahan cukup lama dengan kondisi lingkungan di Palembang.
Tak hanya tanaman hias lokal, Tika juga berhasil membudidayakan tanaman hias impor. Salah satunya adalah tanaman dischidia.
Tika mengatakan bahwa untuk memulai budidaya tanaman hias tidak selalu dengan tanaman mahal yang diimpor. Tanaman impor lebih sering dipilih oleh mereka yang memang sudah mengoleksi tanaman hias. Tanaman lokal pun bisa mendatangkan keuntungan, asalkan pembudidaya mampu merawatnya dengan baik.
“Hampir semua tanaman hias itu menguntungkan sebenarnya, asal kita bisa mengembangbiakkan atau membudidayakan. Jangan kita cuma jadi reseller. Kalau jadi reseller kan keuntungannya, sangat dikit, terus habis. Beli satu, dijual habis,” papar Tika.
Untuk komoditas tanaman sayur, ada Adie Alqodery, pemerhati hidroponik, pemilik Green Corner Hidroponik yang sudah merambah dunia bisnis hidroponik sejak 2013. Ia menjelaskan hidroponik merupakan cara bertanam yang dapat memudahkan untuk berkebun di lahan yang terbatas. Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari hidroponik, selain keuntungan materi.
“Dengan adanya hidroponik ini, kita itu muncul kreativitasnya. Mulai dari membuat media-media tanam pipa yang bentuknya bertingkat. Ada yang instalasinya berbentuk spiral atau vertical growing. Jadi, (dapat) memunculkan ide-ide kreatif dari hidroponik ini,” papar Adie.
Adie mengatakan saat ini peluang permintaan sayuran organik sedang meningkat. Hal ini karena saat pandemi masyarakat membutuhkan asupan makanan yang bergizi. Kini, permintaan sayuran dari kebun Adie banyak berasal dari rumah sakit, kafe dan resto, serta konsumen langsung.
Tanaman buah pun bisa dibudidayakan di pot untuk mengefisiensikan lahan yang dimiliki. Saat ini sudah cukup populer tren menanam tanaman buah di dalam pot atau biasa disebut tabulampot.
Tabulampot yang dipelihara dengan baik dapat menghasilkan panen yang tidak jauh berbeda dengan tanaman yang ditanam langsung di lahan. Namun, memang tidak semua jenis tanaman buah bisa ditanam sebagai tabulampot. Asmoro, Trainer Agribisnis Toko Trubus menjelaskan tabulampot bisa hidup lebih lama dibanding tanaman yang ditanam di lahan.
“Karena unsur haranya bisa kita cukupi, bisa kita atur sendiri sampai dia berproduksi secara maksimal. Berbeda dengan di tanah, semakin besar tanamannya, akarnya semakin luas semakin panjang. Kebutuhannya tidak bisa dikontrol sehingga umurnya lebih pendek atau tidak lebih lama dari tanaman tabulampot,” pungkas Asmoro.
Sebagai informasi tambahan, selama periode soft opening Toko Trubus Jakabaring, yakni 25—30 Juni 2021, Toko Trubus Jakabaring memberi diskon hingga 50% untuk bibit tanaman buah dan produk saprotan kepada masyarakat Palembang. Yuk, jangan lewatkan kesempatan ini!