Pertanianku – Bisnis budidaya cabai telah menjadi ladang bisnis yang cukup menjanjikan. Salah satu pebisnis cabai yang sukses adalah Deded Fery Andesta. Deded—biasa ia disapa—merupakan salah seorang warga Payakumbuh yang sangat tertarik pada dunia pertanian. Oleh karena itulah ia menggeluti bisnis pertanian hingga saat ini. Penghasilan yang ia dapatkan dari bisnis ini jutaan rupiah setiap kali panen.
Deded mengaku, saat pertama kali menggeluti usaha budidaya cabai memanfaatkan lahan sekitar tempat tinggalnya. Belakangan, bersama 14 pemuda di kelurahannya, Deded membentuk sebuah Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) yang diberi nama Tunas Muda.
Hal itu dilakukan setelah ia mendapat bimbingan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh hingga berhasil mengikuti program Pemuda Pelopor pada 2014 dan 2015.
“Dari modal awal Rp3 juta, alhamdulillah aset Tunas Muda sekarang mencapai Rp82 juta,” jelas Deded.
Jenis cabai yang dibudidayakan Deded berbeda dengan jenis biasanya, yakni cabai berukuran lebih panjang atau disebutnya cabai kopay. Keunggulan cabai kopay ini diakui Deded memiliki panjang mencapai 30 cm, biji lebih sedikit, daging lebih tebal, dan tahan lama.
Namun, saat hendak menanam cabai kopay, Dede tak menyangka ternyata bibit cabainya itu mengalami perkawinan silang dengan cabai rotan.
“Bibit cabai kopay yang saya gunakan memiliki ukuran besar dan panjang. Tapi saat itu ada bibit cabai yang mati dan terpaksa harus membeli bibit cabai lain, yaitu cabai rotan dan ditanam berdekatan,” papar Deded.
Setelah melihat hasilnya cukup bagus, lantas Deded berusaha membudidayakan cabai hasil kawin silangnya itu. Pasalnya kata dia, cabai tersebut dinilai lebih berkualitas dibanding cabai lainnya.
Keunggulan tersebut membuat cabai hasil budidaya Deded banyak diminati. Dan, otomatis pundi-pundi rupiahnya pun makin tebal. Deded mengaku, sejauh ini rata-rata per bulan ia bisa meraih pendapatan bersih sekitar Rp15 juta.
“Saya senang karena secara tidak langsung bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar tempat tinggal kami,” tutup Deded.