Pertanianku — Tempurung kelapa yang dijadikan sebagai rumah ikan di bawah laut disebut bioreeftek. Inovasi ini dikembangkan oleh Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) dan Kementerian Kelautan (KKP) sejak 2008. Inovasi ini mampu menjadi media untuk merehabilitasi terumbu karang yang hancur akibat aktivitas pengeboman ikan.
Inovasi tempurung kelapa yang menjadi rumah bagi ikan sudah mulai dipasang di beberapa wilayah perairan Indonesia, seperti di Panimbangan Bali, Gili Lawang, Gili Sulat, Desa Tablolong, Kupang, Pantai Londe lima, Waingapu, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Taman Nasional Bunaken, Tanah Bumbu, Sumbawa, dan perairan lainnya.
Tempurung kelapa yang disusun di bawah laut bisa menjadi tempat untuk larva planula karang individu baru menempel. Setelah terlihat adanya larva planula yang menempel pada substrat tempurung kelapa, selanjutnya akan dilakukan pemindahan ke ekosistem terumbu karang yang sudah mulai hancur karena aktivitas manusia.
Penggunaan tempurung kelapa pada inovasi ini dinilai ramah lingkungan serta mudah dibuat. Selain itu, tempurung kelapa juga mudah didapat, mengingat hampir di setiap pantai terdapat pohon kelapa.
Pembuatan bioreeftek ini sangat mudah, tempurung kelapa cukup dibelah menjadi dua bagian dan disusun sedemikian rupa, lalu diletakkan di perairan yang memiliki terumbu karang yang baik agar larva planula karang cepat menempel pada bioreeftek. Alat ini bisa diletakkan di kedalaman 5—10 meter.
Inovasi ini sudah didaftarkan ke Kementerian Hak Asasi Manusia oleh Sentra Haki Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Nomor: S00201100148. Kini, inovasi tersebut sudah bisa diaplikasikan di berbagai daerah untuk merehabilitasi kondisi karang.
Modal untuk membuat alat bioreeftek kurang lebih sekitar Rp50.000 hingga Rp150.000, bergantung pada lokasi, kondisi lokasi, dan situasi.
Alat yang dibutuhkan adalah tempurung kelapa, pipa aluminium, rangka besi, kawat, kayu, tripleks, sirtu (pasir-batu), dan cable ties.
Potong tempurung kelapa dengan gerinda dan dilubangi bagian ujungnya untuk dimasukkan batang aluminium. Selanjutnya, isi tempurung kelapa dengan campuran semen agar tempurung lebih kuat.
Selanjutnya, cetak semen berbentuk balok dengan ukuran 45 × 35 × 3 cm atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Letakkan aluminium di bagian tengah dalam posisi tegak lurus. Setelah jadi, susun tempurung ke dalam pipa alumunium secara berurutan. Ikat bagian atas tempurung dengan cable ties agar tempurung tidak mudah lepas.