RI dan UEA Sepakati Kerja Sama 14 Bidang Pertanian

Pertanianku — Belum lama ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Kedutaan Uni Emirate Arab (UEA) untuk membahas kerja sama antarkedua negara di bidang pertanian. Pada pembahasan tersebut RI dan UEA sepakati kerja sama 14 bidang pertanian.

RI ddan UEA
foto: instagram @puslitbangnak.kementan

Pada Minggu, 12 Januari 2020, di hadapan Presiden Joko Widodo dan Crowne Prince Muhammed Bin Zayed Al Nahyan, Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri resmi melaksanakan pertukaran dokumen kerja sama dengan perwakilan Uni Emirate Arab, yakni Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan.

Dilansir dari laman Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian ada 14 bidang pertanian dan diversifikasi pangan yang masuk dalam kerja sama tersebut. Diversifikasi pangan meliputi proses dan produksi tumbuhan, peternakan, dan pertanian.

Tak hanya itu, kerja sama tersebut juga meliputi beberapa proses pengembangan di bidang pertanian, seperti langkah sanitasi dan phytosanitary, teknologi dan infrastruktur pertanian, dan juga beberapa perjanjian kerja sama di bidang sains dan teknis serta keamanan makanan.

Kerja sama lainnya yang dilakukan oleh kedua negara tersebut ialah teknis dan teknologi industri pertanian modern, asuransi pertanian, sistem informasi dan komunikasi pertanian, peningkatan kapasitas SDM, fasilitas dagang dan pertanian, skema keuangan pertanian, dan beberapa bidang terkait lainnya.

Pertukaran dokumen kerja sama kedua belah pihak diterima langsung secara resmi oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yakni Fadjry Djufry dan CEO Elite Agro Group Abdulmonem Al Marzooqi.

“Kerja sama kedua belah pihak dilaksanakan guna memperluas hubungan antar keduanya terkait dengan upaya komersialisasi dan transfer pengetahuan serta teknologi di bidang pertanian, khususnya hortikultura,” ujar Fadjry.

Menteri Pertanian menyambut antusias kesepakatan kerja sama yang sudah resmi tersebut sehingga meminta seluruh jajaran Kementerian Pertanian untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kerja sama ini dengan baik.

“Apa yang menjadi keterbatasan di UEA namun tetap berupaya memenuhi pangan masyarakatnya, teknologi modern pertanian di lahan gurun pasir dengan iklim keringnya,” ungkap Syahrul Yasin Limpo.