Ribuan Hektare Hutan Taman Nasional Lorentz Rusak

Pertanianku Ribuan hektare hutan Taman Nasional Lorentz rusak. Tepatnya seluas 3.000 hektare yang meliputi 10 kabupaten di Papua rusak akibat pembukaan permukiman baru serta pembukaan lahan perkebunan oleh masyarakat.

Ribuan Hektare Hutan Taman Nasional Lorentz Rusak
Foto: Google Image

Kepala Balai Taman Nasional Lorentz, Acha Anis Sokoy, mengatakan ribuan hektare hutan yang rusak rata-rata berada di dalam kawasan permukiman, baik distrik, kampung maupun desa atau dusun.

“Tercatat sampai dengan saat ini, yang rusak adalah kurang lebih 3.000 hektare. Kebun (pembukaan lahan perkebunan) ini kalau dalam kategori perundang-undangan dikatakan rusak (kawasan hutan yang rusak),” katanya mengutip dari Antara News, Rabu (7/2).

Langkah antisipasi pun telah dibentuk masyarakat mitra polisi hutan (Polhut). Tujuannya, agar perambahan hutan tidak meluas ke kawasan zona inti atau kawasan yang dilindungi sebagai hutan rimba.

“Di beberapa desa, kami sudah bentuk yang namanya masyarakat mitra Polhut. Misalnya di beberapa desa di Kecamatan Walaek dan Tailarek,” ujar Archa.

Ia menyebutkan bahwa fungsi mitra Polhut untuk membantu, menjaga, mensosialisasikan kepada masyarakat lainnya tentang betapa penting Taman Nasional ini untuk anak cucu mereka.

Keberadaan mitra Polhut sangat penting karena jumlah petugas yang hanya 53 orang. Jumlah itu sangat minim dan tidak bisa mengawasi aktivitas keseluruhan masyarakat yang ada pada wilayah  di atas 2.354.644.066 hektare Taman Lorentz tersebut.

“Petugas kami terbatas sehingga untuk menjangkau 10 kabupaten itu sangat susah,” keluhnya.

Pengelola Taman Lorentz telah membagi daerah itu menjadi zona pemanfaatan, zona rehabilitasi, zona perlindungan, dan zona inti yang tidak boleh diganggu. Fungsinya, memudahkan pengawasan terhadap kawasan Situs Warisan Dunia ini.

“Kode gambar merah adalah zona inti, hijau adalah zona rimba, kuning zona pemanfaatan, dan zona tradisional yang warna cokelat, zona yang warnanya abu-abu, itu adalah area yang kita plot sebagai area khusus karena di sana ada kampung, kecamatan, desa dan tentunya ada perkebunan,” papar dia.

Archa berharap, masyarakat tidak memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan karena Taman Lorentz menjadi bagian cerita sejarah untuk anak cucu.