Pertaninku – Guna lebih memberdayakan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian akan melibatkan ribuan mahasiwa untuk mendampingi petani guna memastikan peningkatan produksi pertanian.
“Akhir tahun ini kami akan menerjunkan sekitar 5.930 pendamping petani dari unsur mahasiswa, dosen, alumni pergurian tinggi pertanian, serta pemuda tani,” jelas Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Gunawan Yulianto di Yogyakarta, belum lama ini seperti dilansir dari Antara (28/8).
Dalam Rapat Koordinasi Program Pendampingan Mahasiswa/Alumni/Pemuda Tani APBNP 2017 itu, ia mengatakan ribuan pendamping pertanian dari 40 perguruan tinggi mitra Kementan dan tujuh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) akan mulai ke lahan pertanian pada September hingga November 2017.
“Kami yakin meski waktu pelaksanaannya sangat singkat, namun akan efektif jika dilakukan secara optimal,” ungkapnya.
Ribuan pendamping tersebut, akan disebar ke seluruh wilayah Indonesia mulai Aceh hingga Papua dengan memprioritaskan daerah-daerah penghasil tanaman pangan dan hortikultura, misalnya sentra bawang putih di Temanggung dan cabai di Yogyakarta.
Keterlibatan mahasiswa, dosen, alumni perguruan tinggi pertanian, dan pemuda tani bertujuan memastikan terealisasinya inovasi di bidang pertanian. Dengan upaya itu, kata dia, juga diyakini mampu mendukung terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.
“Pelibatan mereka juga untuk membantu penyuluh pertanian di bawah Kementan yang jumlahnya masih terbatas untuk menjangkau 72.000 desa potensi pertanian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada beragam kegiatan akan dilakukan dalam pendampingan itu, di antaranya menggerakkan kelompok tani untuk menerapkan teknologi tepat guna, hingga membantu membangun jejaring agribisnis dan kemitraan petani dengan pelaku usaha.
Gunawan optimis melalui pendampingan itu akan membantu memperkuat sistem agribisnis dari hulu ke hilir, bukan hanya pada komoditas padi, jagung dan kedelai (pajale), melainkan seluruh tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah, serta bawang putih.