Pertanianku – Bawang merah merupakan tanaman semusim yang memiliki umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Sosok tanamannya tumbuh berumpun dengan akar serabut. Tinggi herba semusim ini sekitar 40—60 cm. Daunnya pipih memanjang, berwarna hijau keputihan. Adapun bunganya tumbuh memanjang, berwarna putih kemerahan. Tangkai bunganya sewarna dengan tangkai daun. Buahnya berbentuk bulat. Untuk memperoleh tanaman yang tumbuh dan berproduksi dengan baik, sebaiknya bawang merah ditanam di tanah yang gembur.
Bawang merah sudah dikenal oleh bangsa Mesir sejak 3.200— 2.700 SM, sedangkan bangsa Yunani Kuno mulai mengenal tanaman berumbi lapis ini pada tahun 2.100 SM. Sementara itu, negara-negara di Eropa Barat, Eropa timur, dan Spanyol baru mengenal bawang merah pada abad ke-8. Sejak saat itu, keberadaan bawang merah mulai menyebar ke daratan Amerika, Asia Timur, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penyebaran tersebut tampaknya berkaitan erat dengan perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke daerah timur.
Di Indonesia, keberadaan bawang merah sudah menyebar ke berbagai daerah. Bahkan, bawang merah memiliki beberapa nama daerah. Sebutannya di Indonesia antara lain bawang abang mirah (Aceh), bawang abang (Palembang), bawang sirah (Minagkabau), bawang acar, bawang beureum (Sunda), bawang suluh (Lampung), brambang, dasun merah (Jawa), bhabang merah (Madura), jasun bang, jasun mirah (Bali), lasuna cella (Bugis), dan bawangi (Gorontalo).
Selain sebagai bumbu masakan, khasiat lain dari umbi bawang merah sebenarnya telah banyak dirasakan oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu. Sebagai contohnya yaitu untuk menambah kekuatan bagi pekerja yang membangun piramida Mesir, mereka rajin mengonsumsi umbi bawang merah. Selain itu, para gladiator di zaman Romawi kuno juga memanfaatkan bawang merah untuk menambah kekuatan otot. Mereka menggosok-gosokkan umbi bawang merah ke seluruh bagian tubuh sebelum bertanding. Mereka percaya dengan melakukan hal tersebut, kondisinya bisa semakin prima.
Sumber: Buku Umbi Ajaib Tumpas Penyakit