Pertanianku — Rotan merupakan tanaman berkualitas tinggi yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Tanaman berduri unggulan ini sangat laris sebagai bahan baku dalam industri mebel dan kerajinan tangan.
Indonesia memang merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. Diperkirakan 80% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sisanya dihasilkan oleh negara lain seperti Filipina, Vietnam, dan negara-negara Asia lainnya. Daerah penghasil rotan di Indonesia, yaitu Pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.
Rotan merupakan tanaman merambat dari famili Palmae. Nama tanaman ini sesungguhnya berasal dari bahasa Melayu, yaitu “raut” yang artinya mengupas, menguliti, atau menghaluskan.
Tanaman rotan hidup berumpun dan tumbuh menyebar di daerah perbukitan dan daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 300—1.000 m dpl. Batang tanaman ini tumbuh tegak ke atas hingga mencapai ketinggian sekitar 2—2,5 meter. Setelah mencapai ketinggian itu, batang rotan akan melengkung.
Mirip dengan tanaman bambu, batang rotan pun beruas-ruas dengan ukuran antara 15—30 cm dan memiliki diameter sebesar 2—8 cm. Di usia yang masih muda, batang rotan umumnya berwarna hijau, lalu mulai menguning seiring dengan meningkatnya kedewasaan tanaman ini untuk siap dipanen.
Batang tanaman rotan dilindungi oleh atribut berbentuk pelepah berduri yang cukup menyulitkan para petani dan mampu melukai jika kurang berhati-hati. Petani rotan biasanya membawa parang sepanjang 60 cm sebagai alat bantu untuk menebang, membersihkan duri, dan menguliti rotan agar batangnya bisa diambil.
Ada beberapa keunikan dari tanaman rotan. Apabila batangnya ditebas, akan mengeluarkan air. Teknik ini biasa digunakan oleh para petualang/penjelajah untuk bertahan hidup di alam bebas.
Selain itu, beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan di perdagangan dikenal sebagai dragon’s blood atau darah naga. Umumnya, getah tersebut dipakai untuk mewarnai gitar atau biola.
Rotan juga menjadi makanan favorit bagi satwa badak sumatera. Warga suku Mandailing di Sumatera Utara juga mengonsumsi pucuk rotan muda sebagai lalapan yang mereka sebut pakkat.
Selain itu, rotan dipakai sebagai ikat pinggang oleh para perempuan suku Wemale. Wemale adalah salah satu kelompok etnik tertua yang berasal dari Pulau Seram, Provinsi Maluku.
Komoditas rotan merupakan bahan baku industri yang tergolong materi ramah lingkungan. Oleh karena itu, produk hasil industri olahan rotan secara langsung juga merupakan produk yang ramah lingkungan green product.
Indonesia merupakan salah satu negara beruntung karena memiliki begitu banyak varietas rotan di hutan-hutannya yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Beberapa rotan asal Indonesia yang memiliki kualitas unggulan seperti rotan batang, rotan lambang, rotan umbul, rotan tohiti, rotan susu, dan rotan merah.