Saatnya Indonesia Dongkrak Daya Saing Kopi

Pertanianku — Demi meningkatkan daya saing kopi nasional, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi yang diharapkan bisa membuat Indonesia menjadi produsen kopi nomor satu dunia.

Foto: pixabay

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi menjabarkan keenam langkah tersebut.

Pertama, meningkatkan sistem perbibitan, pupuk dan tata kelola air sehingga tahun depan produktivitas naik menjadi 1 ton/ha yang berarti meraih peringkat kedua dunia.

Kedua, program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang kurang produktif.

Ketiga, memperluas luas areal tanam kopi jenis arabika yang bernilai ekonomi tinggi sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi seimbang.

Keempat, lanjut Suwandi, pengembangan kopi dengan jenis kopi khusus (specialty coffee) dari berbagai daerah di Indonesia yang bernilai tinggi.

Kelima, bersama Kemenperin, Kemendag, BPOM, swasta, asosiasi pengusaha dan petani kopi Indonesia lebih intensif dan kontinyu mempromosikan kopi Indonesia di dalam ataupun luar negeri, terutama Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.

Keenam, pengembangan kopi difokuskan pada 10 provinsi sentra, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bengkulu, Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.

“Dari provinsi tersebut diharapkan kontribusinya mencapai 87%, serta 24 provinsi lainnya dengan share 13%,” ungkapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi kopi pada 2016 sebesar 21.773 ton senilai Rp14,5 triliun telah dinikmati 1,9 juta rumah tangga petani kopi. Ekspor kopi pada Januari—Agustus 2017 sebesar 335.027 ton atau naik 50% dibandingkan periode 2016 lalu yang hanya sebesar 212.514 ton. Hal ini karena komoditas kopi juga turut berkontribusi surplus neraca perdagangan sebesar 823 juta dolar AS.

Sementara, impor kopi Januari—Agustus 2017 lalu sebesar 8.776 ton atau turun 63% dibandingkan periode sama 2016 sebesar 23.550 ton.