Sabun Terbuat dari Biji dan Kulit Kakao, Seperti Apa ya?

Pertanianku — Buah kakao ternyata bukan hanya sebagai bahan baku utama pembuatan cokelat saja, tapi juga bisa dibuat menjadi sabun mandi. Bagaimana bisa ya? Sabun dari biji dan kulit kakao belum diketahui banyak orang. Namun, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember sudah memproduksinya sejak 2009 lalu. Sabun padat dari dari biji kakao dibuat dengan memanfaatkan lemak dari kakao.

Foto: pixabay

Biji kakao dengan kualitas bagus akan diolah menjadi cokelat dalam bentuk pasta ataupun bubuk. Lemak dari biji kakao tersebut dicampur dengan minyak kelapa, NaOH (Natrium Hidrosida), bahan emulsi, dan parfum.

Minyak kakao sangat baik sebagai bahan sabun karena mengandung vitamin E yang berfungsi sebagai emolien. Emolien merupakan zat yang bermanfaat untuk melembapkan dan melembutkan kulit sehingga bisa mencegah pengerutan dan penuaan kulit.

Jika biji buah kakao bisa dijadikan bahan sabun, kulitnya ternyata juga bisa dijadikan bahan sabun cair. Seperti diketahui, buah kakao terdiri atas kulit buah, pulp, keping biji, dan plasenta. Kulit buah kakao merupakan bagian terbesar dari buah kakao. Buah kakao terdiri atas 75% kulit buah, 3% plasenta, 22% biji.

Itu sebabnya, semakin meningkatnya produksi biji kakao, mengakibatkan semakin meningkatnya kulit buah kakao yang terbuang menjadi limbah. Limbah dari kulit buah kakao tersebut kini bisa diolah menjadi sabun cair, dengan memanfaatkan KOH (karbondioksida) yang dikandungnya.

KOH tersebut didapatkan dengan cara dibakar hingga menjadi abu, kemudian dicampur dengan air dan disaring. Air abu tersebut dipanaskan hingga membentuk kristal KOH sebagai bahan dasar.

Kristal KOH tersebut kemudian ditambahkan dengan bahan-bahan lain seperti pembusa dan emulsi, pewarna makanan, dan parfum. KOH ini berfungsi sebagai pengental dan pembunuh bakteri.