Pertanianku — Sebagai negara dengan jumlah peternakan sapi yang cukup banyak, jenis sapi yang dibudidayakan di Indonesia pun beragam. Namun, tahukah Anda bila ada beberapa jenis sapi lokal yang populer dibudidayakan juga? Banteng, ongole, dan PO adalah tiga jenis sapi tersebut.
Banteng
Nama ilmiah dari banteng adalah Bos sondaicus. Banteng kerap juga disebut sebagai sapi jawa. Ciri khas banteng yang membedakan dari jenis sapi lain adalah perawakannya. Banteng dapat memiliki tinggi 1,5—1,6 meter dengan panjang 2,4—3,5 meter termasuk ekor. Bobotnya pun sangat berat, yakni 400—900 kilogram.
Secara penampilan, banteng jantan dapat dikenali dari kulitnya yang berwarna hitam kebiruan atau cokelat gelap. Banteng jantan terkenal akan tanduk panjangnya. Sementara, banteng betina memiliki kulit cokelat kemerahan dengan garis kehitaman di bagian punggungnya. Banteng memiliki corak putih di bagian kaki, pantat, punuk, moncong, dan di sekitar mata.
Habitat asli banteng adalah hutan dengan pepohonan yang tidak padat. Mereka merupakan pemakan rumput, bambu, daun, buah, dan ranting muda. Seiring berjalannya waktu, populasi banteng liar semakin menurun. Kini banteng bahkan masuk kategori spesies terancam.
Ongole
Berasal dari India, sapi ongole dikenal juga dengan nama ilmiah Bos indicus. Nama lain dari sapi ongole adalah sapi zebu atau sapi benggala. Sapi ongole dikategorikan sebagai sapi lokal karena sudah sangat lama dibudidayakan di Indonesia, yakni sejak zaman kerajaan Hindu.
Ciri sapi ongole adalah warna kulitnya yang agak putih. Bagian kepala, leher, lutut, berwarna gelap terutama pada sapi ongole jantan. Kulit di sekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku, dan ekor berwarna hitam. Tanduk sapi ongole terbilang pendek, dengan tubuh besar, berpunuk, dan gelambir besar yang menggantung. Di Sumba, Anda masih dapat menjumpai sapi ongole peranakan murni.
Peranakan Ongole (PO)
Sapi peranakan ongole merupakan turunan dari sapi ongole yang sudah disilangkan dengan berbagai ras lain. Jenis sapi PO banyak dibudidayakan sebagai sapi pedaging. Karena hasil kawin silang, sifat sapi PO lebih unggul daripada sapi ongole.
Sapi PO tahan terhadap panas, lembap, cuaca tropis, dan beragam gangguan parasit meliputi nyamuk dan caplak. Sapi PO juga toleran terhadap serat kasar. Ciri sapi PO adalah warna kulit putih atau cokelat, punuk besar, dan kulit bergelambir. Ukurannya lebih kecil ketimbang sapi ongole.