Pertanianku — Permasalahan yang masih terus berulang tiap tahun adalah masalah cuaca. Saat ini kondisi iklim terbilang cukup ekstrem sehingga petani perlu mengantisipasi kemungkinan yang dapat terjadi ketika cuaca sedang tidak bagus, seperti musim kemarau. Kekeringan dapat berdampak buruk pada produktivitas tanaman karet. Oleh karena itu, petani perlu mengetahui cara antisipasi kekeringan pada tanaman karet.

Umumnya, kekeringan menyebabkan daun-daun karet berguguran, produksi mata tunas untuk okulasi menjadi menurun, pertumbuhan tanaman terhambat, sangat rawan kebakaran, periode penyadapan menjadi mundur, dan produksi lateks menurun.
Dampak kekeringan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan teknologi rekayasa genetik, membuat rorak di antara tanaman karet, menggunakan pupuk hijau dan mulsa, serta mengendalikan gulma.
Teknologi rekayasa genetik
Teknologi rekayasa genetik dapat dilakukan dengan memodifikasi atau memanipulasi genetik melalui transformasi gen/DNA sehingga tercipta varietas karet baru yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Membuat rorak
Rorak yang diletakkan di antara tanaman-tanaman karet berfungsi sebaai penampung air dan penampung bahan organik. Dengan begitu, tingkat kelembapan tanah di sekitar tanaman karet dapat tetap terjaga meski cuaca sedang terik. Rorak tersebut juga bermanfaat dalam konservasi air, mengurangi erosi, dan meningkatkan poros kapiler tanah. Kehadiran rorak di kebun karet akan meningkatkan kadar air tanah sekitar 5 persen pada kedalaman 0—30 cm.
Rorak juga berguna untuk menahan run off selama musim hujan dan meningkatkan perkembangan cacing, serta mikroorganisme pembusuk di dalam tanah.
Pupuk hijau dan mulsa
Pupuk hijau dapat dibuat sendiri dari sampah-sampah tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Pupuk tersebut berguna meningkatkan unsur hara di dalam tanah dan menjadi soil conditioner (pembenah tanah) yang mampu memperbaiki tingkat kesuburan serta struktur tanah. Umumnya, pupuk hijau dibuat dari tanaman legume atau kacangan-kacangan dan rumput-rumputan.
Sementara itu, mulsa berfungsi untuk menekan kehilangan air yang terjadi lewat evaporasi, mencegah erosi, dan menjaga suhu permukaan tanah agar tetap stabil.
Pengendalian gulma
Seluruh areal pertanaman harus bebas dari gulma. Gulma dapat dikendalikan secara manual dan kimia. Pengendalian manual dilakukan sebanyak 2—3 kali dalam setahun, sedangkan pengendalian kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida. Pengendalian gulma berfungsi untuk meminimalisir kompetisi penggunaan air, unsur hara, dan cahaya matahari.