Pertanianku – Ampas tahu merupakan salah satu pakan alternatif yang kerap diberikan untuk pakan ternak. Bahkan, ampas tahu diklaim memiliki protein dan nilai biologis lebih tinggi jika dibandingkan dengan biji kedelai dalam keadaan mentah? Benarkah demikian?
Hal ini terjadi karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur mineral mikro ataupun makro seperti Fe 200—500 ppm, Mn 30—100 ppm, Cu 5—15 ppm, Co < 1 ppm, dan Zn > 50 ppm.
Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu basah tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2—3 hari sehingga ternak tidak menyukai lagi. Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0—15,5% sehingga umur simpannya jauh lebih lama dari ampas tahu yang dalam keadaan segar.
Selain itu, penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak juga dapat menekan biaya produksi dan memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Ampas tahu yang diolah akan berupa kerupuk, makanan ringan, ataupun bahan dasar pakan ikan. Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan ampas tahu merupakan pakan alternatif yang sedang diminati para peternak dan petani.
Pakan ampas tahu selain biaya produksinya rendah dibanding pakan sejenisnya, pakan ampas tahu ini juga dapat mempercepat pertumbuhan ikan.
Menurut hasil penelitian terbaru, proses pembuatan pakan ampas tahu dengan fermentasi ini mengandung alkohol. Kandungan alkohol yang terdapat dalam ampas tahu ini memiliki kekurangan dan kelebihan.
Kelebihannya sendiri adalah pakan ini dapat digunakan sebagai bahan kimia alternatif pengganti hormon tirosin untuk proses sex reversal yang bertujuan menyamakan gender ikan budidaya agar pertumbuhan menjadi lebih cepat.
Sementara itu, kekurangan ampas tahu ini tidak boleh diberikan pada organisme yang akan dijadikan indukan ataupun calon induk. Sebab, hal ini akan menetralkan gonad sang calon induk.