Pertanianku — Biji karet sering digunakan oleh anak-anak di perkampungan sebagai permainan yang menyenangkan atau digunakan sebagai benih bagi petani karet. Namun, sebenarnya masih ada banyak manfaat biji karet yang masih jarang digunakan.
Sekilas, biji karet tidak terlihat penting, tetapi sebenarnya bagian tanaman karet ini bisa mendatangkan keuntungan. Cangkang biji dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang aktif atau bahan campuran obat nyamuk.
Arang aktif yang berasal dari biji tanaman penghasil lateks ini bisa digunakan untuk menghasilkan minyak jernih sehingga rasa dan bau yang kurang sedap berkurang.
Sementara itu, bagian daging biji bisa dijadikan minyak untuk pabrik cat atau pernis, batik, genteng, atau digunakan dalam pembuatan sabun, pelunak karet, minyak pengering, alkaloid resin, lemak gemuk, dan asam lemak lainnya. Bungkil atau ampas sisa dari proses ekstrasi minyak juga bisa digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk.
Minyak yang dihasilkan dari tanaman biji karet mengandung 70 persen palmitic, 9 persen stearik, 0,3 persen arachidic, 30 persen oleic, 30—50 persen linoleic, dan 223 persen asam linolenic. Kandungan tersebut tentu saja dapat membuat minyak karet bisa dimanfaatkan untuk bidang kesehatan, industri, dan pengolahan.
Sebelum diolah menjadi minyak, kadar air pada biji harus dikurangi menjadi 10 persen. Setelah itu, biji dipecah menjadi ukuran kecil-kecil dan dipanaskan di dalam steam cooker bersuhu 160°C selama 90 menit. Dalam keadaan masih panas, bahan dipindahkan ke mesin kempa untuk dikempa. Pengempaan tersebut akan menghasilkan 50 persen bungkil dan 20 persen minyak kotor. Minyak tersebut perlu diolah kembali hingga kondisinya lebih baik.
Bungkil biji karet mengandung bahan berbahaya, yaitu HCN yang mencapai lebih dari 50 ppm. Kandungan HCN tersebut bisa dikurangi hingga di batas aman dengan pemanasan atau penyimpanan. Bungkil yang memiliki kadar HCN rendah bisa dimanfaatkan kembali menjadi pakan ternak.