Pertanianku – Propolis telah digunakan sejak zaman purba karena memiliki banyak keistimewaan. Bangsa Yunani dikenal sebagai bangsa yang mengembangkan peternakan lebah madu pertama kali. Hal ini dibuktikan dengan adanya peternakan lebah madu dengan 20.000 sarang lebah di daerah Attica sekitar 400 SM. Hingga kini, daerah tersebut terkenal dengan produksi lebah madunya. Bangsa Yunani menggunakan propolis sebagai bahan utama parfum yang disebut polyanthus. Caranya, propolis dicampur dengan olibanum styrax, benzoin, dan tumbuhan aromatik, kemudian dibakar perlahan di atas arang hitam hingga menghasilkan aroma yang wangi dan tajam.
Seorang peneliti dan penulis sejarah alam, Pliny, serta seorang dokter Romawi, Dioscorides, merupakan tokoh yang mencatat tentang propolis dalam lembaran sejarah. Pliny yang pertama kali mengungkapkan bahwa propolis adalah resin yang dipanen oleh lebah pekerja dari pucuk tanaman willow elm atau reed. Sementara itu, Dioscorides meyakini bahwa propolis berasal dari pohon styrax. Menurut Pliny, propolis dapat mengurangi pembengkakan, melunakkan jaringan yang mengeras, mengurangi nyeri, dan menyembuhkan luka. Demikian halnya, Dioscorides yang menulis laporan bahwa orang telah menggunakan berbagai produk lebah madu, termasuk propolis, untuk mengobati berbagai penyakit sejak abad pertama.
Bangsa Inca juga telah mengenal propolis sebagai sarana pengobatan. Mereka menggunakan propolis untuk mengobati pembengkakan dan peradangan dengan cara pengolesan. Di Arab, seorang dokter berkebangsaan Arab, Ibnu Sina, dalam bukunya yang berjudul The Canon of Medicine menuliskan bahwa ada sejenis lilin hitam yang memiliki ciri yang dapat meluruhkan sumbatan, mengatasi bahaya, dan berefek membersihkan. Lilin hitam tersebut diperkirakan merupakan propolis.
Peranan propolis di dunia kesehatan sangat besar. Bapak kedokteran dunia, Hipocrates menganjurkan untuk mengonsumsi propolis sebagai obat penambah stamina dan kualitas kesehatan. Propolis juga dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi beragam gangguan kesehatan, seperti maag, luka, borok, dan bisul. Pada zaman Aristoteles (384—322 SM) obat untuk luka yang tidak kunjung sembuh adalah propolis. Propolis di masa itu dimanfaatkan sebagai perekat plester untuk menutup luka. Selain itu, propolis digunakan untuk mengatasi bengkak, serta gangguan pencernaan dan hati. Aristoteles juga menulis resep penggunaan propolis dalam buku berjudul Historia Animalium.
Khasiat propolis sebagai antibiotik telah lama diketahui. Di Rusia telah dikenal propolis vanogen, yaitu propolis yang dicampur dengan vaselin. Propolis vanogen digunakan untuk mengobati luka pasien pascaoperasi. Dokter-dokter dari Rusia memakai salep propolis untuk mengobati luka pada perang dunia kedua. Efek antimikroba propolis tersebut diteliti pada binatang tahun 1947. Hasilnya sangat menakjubkan sehingga propolis dikenal sebagai antibiotik Rusia. Demikian juga ketika terjadi perang Boer di Afrika Selatan (1888—1902), propolis digunakan sebagai antibiotik. Propolis dicampur dengan minyak jeli dan dioleskan pada luka untuk mencegah terjadinya infeksi. Cara itu terbukti ampuh dan efektif melawan bakteri yang resisten terhadap beberapa antibiotik, seperti penicillin, ampicillin, methicillin, dan streptomycin.
Kegunaan propolis tidak hanya di dunia kesehatan, tetapi juga dunia alat musik. Antonius Stradivarius (1644—1737) seorang pembuat biola terkenal menggunakan propolis yang dipanen dari sarang lebah madu di daerah Cremona, Italia untuk memoles permukaan biolanya. Teknik yang sama juga dilakukan oleh Guarnieri sejak tahun 1750. Polesan biola buatan Guarnieri ditemukan polen lebah, rambut lebah, dan propolis.
Popolis juga dikenal sebagai pengawet. Berdasarkan sebuah literatur, ada seorang tabib yang menggunakan propolis untuk pengawetan mayat. Saat itu belum diketahui bahwa propolis dapat berfungsi sebagai pengawet.
Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya unsur-unsur antibiotik dan pengawet dari produk lebah tersebut. Hal inilah yang menjelaskan tentang alasan bangkai tikus yang terbungkus dalam sarang lebah bisa awet dan tidak berbau. Propolis juga dapat mengawetkan indahnya sinar emas serta mengilapkan patung pahatan serta ornamen dinding dan kayu. Dalam penggunaannya, propolis tersebut dicampur alkohol terlebih dahulu. Propolis yang dilarutkan dalam terpentin atau alkohol juga sering ditambahkan untuk membentuk kerajinan sehingga terlihat lebih indah. Bahkan, propolis sering digunakan untuk memberi warna gelap (tanning).
Sumber: Buku propolis madu multikhasiat