Pertanianku — Sayuran sebagai salah satu unsur pemenuhan kebutuhan gizi sangat diperlukan manusia. Sebab, untuk mendapatkan tubuh yang sehat memerlukan vitamin dan mineral yang salah satunya didapat dari sayuran.
Untuk itu, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam program KKN PPM Tematik Universitas Diponegoro menggalakkan pembuatan vertikultur di pekarangan rumah warga Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kudus.
Program bertemakan “Pemberdayaan Wanita Kelompok Tani Desa Lau Dawe” yang dikoordinir oleh Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc.,Ph.D, ini telah memasuki tahun kedua.
Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi msyarakat dan diharapkan dapat meringankan biaya pengeluaran untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Vertikultur dirancang menggunakan alat-alat bekas yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan seperti botol bekas, pipa paralon, plastik minyak goreng, dan karung bekas.
“Seperti namanya vertikultur merupakan cara bercocok tanam yang dilakukan secara vertikal atau melintang dan disusun dengan bertingkat sehingga lebih hemat tempat dan efisien,” ungkap Aldo Rhamadhan, selaku Mahasiswa KKN PPM UNDIP.
Para mahasiswa mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembuatan vertikultur yang dipusatkan di salah satu rumah warga Dukuh Pacikaran, Desa Lau, Kudus. Harapannya, masyakarat dapat mengaplikasikan di masing-masing halaman pekarangan rumah mereka sendiri.
Pembuatan vertikultur yang dilakukan meliputi tahap persiapan dan pengadaan alat dan bahan. Media tanam yang digunakan, yaitu pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak yang diberi EM4 alami sehingga terfermentasi dan dapat membuat tanah menjadi lebih subur. Selain itu, dibutuhkan sekam (gabah) kering serta tanah merah untuk campuran.
Botol dan pipa paralon dibuat lubang besar pada bagian permukaannya serta dilubangi dengan ukuran kecil pada bagian bawah yang fungsinya untuk pengait dan tempat keluarnya air.
Tahap berikutnya, yaitu tahap penyemaian benih. Semua benih sayuran yang akan digunakan harus dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Sebab, benih tidak dapat tumbuh dengan baik jika langsung ditanam di media yang langsung terkena sinar matahari.
Penyemaian dilakukan selama 1 minggu hingga bibit memiliki akar yang cukup kuat untuk dipindahkan ke media yang berbeda. Penanaman ke media vertikultur dilakukan pada bibit sayuran yang sudah berumur 2 atau 3 minggu hingga siap untuk dipanen.
Sayuran yang ditanam pada sistem vertikultur adalah cabai, sawi, seledri, bayam merah, bayam besi serta kangkung.
“Harapan kami semoga masyarakat dapat mengaplikasikan pembuatan vertikultur seperti ini di masing-masing halaman rumah sehingga sayur yang dikonsumsi lebih terjamin kualitasnya selain itu dapat mempercantik halaman rumah,” ungkap Syaiful Huda, salah seorang mahasiswa KKN PPM UNDIP.
Dengan pembuatan vertikultur di halaman pekarangan rumah, para mahasiswa berharap masyarakat lebih tercukupi kebutuhan nutrisinya dan dapat mengonsumsi sayuran tanpa harus membeli.