Sekilas Tentang Ikan Nilem

Pertanianku – Nilem memiliki nama Latin Osteochilus vittatus, merupakan salah satu dari komoditas unggulan ikan air tawar yang masih belum banyak dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia. Ikan ini termasuk hewan herbivora, yang diketahui hidup dan menyebar di bagian perairan Asia Tenggara, seperti Siam-Thailand, Tonkin, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa.

Sekilas Tentang Ikan Nilem

Ikan ini memiliki cita rasa yang gurih jika dibandingkan dengan ikan tawar yang lainnya. Rasa gurih ini karena daging nilem mengandung sodium glutamat. Kandungan tersebut terbentuk alami disebabkan oleh pengaruh dari kebiasaan makan pakan yang alami, yaitu phito serta zoo plankton dan terutama dari ganggang yang banyak tumbuh dari pemupukan kolam.

Ikan ini memiliki tubuh berukuran sedang, panjang totalnya sampai 260 mm. Tinggi badannya yang pada awal sirip dorsal berukuran 3–3,7 cm, dan berbanding lurus dengan panjang standarnya yang tanpa sirip dan ekor.

Panjang kepalanya berukuran 4,1–4,5 cm yang berbanding lurus dengan panjang standar. Moncongnya berbentuk agak membulat tumpul dengan bibir yang agak berlipat dan dapat disembulkan keluar. Sungut ikan ini berbentuk maksilar—dua tulang yang membentuk rahang—yang kurang lebih ukurannya sepanjang diameter mata. Sungut rostralnya lebih pendek.

Nilem biasanya dibudidayakan oleh masyarakat sekitar yang ada di Pulau Jawa, terutama yang bertempat di daerah Jawa Barat. Telur ikan ini sangat digemari karena rasanya yang lezat. Akan tetapi, pada waktu dekat ini produksinya sedang cenderung menurun.

Pada umumnya nilem dipelihara sebagai produk sampingan dari kolam-kolam budi daya pemeliharaan ikan, seperti nila, mas, ataupun gurami.

Suatu percobaan pernah dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat menemukan bahwa, ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus, maka ikan tersebut akan memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau tersebut, sehingga dapat berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.