Pertanianku – Tanaman jabon termasuk dalam famili Rubiaceae atau suku kopikopian. Tanaman jabon terbilang bongsor. Tinggi tanaman bisa mencapai 45 m dengan diameter 100—165 cm. Kelebihan lain dari tanaman ini di antaranya memiliki batang yang lurus dan silindris sehingga sangat cocok sebagai bahan baku industri kayu.
Di Indonesia, tanaman ini sudah tersebar hampir di seluruh pelosok Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Ciri-ciri umum tanaman jabon dapat dilihat dari morfologi batang,daun, bunga, dan buahnya.
- Batang
Jabon memiliki ketinggian batang yang bisa mencapai 45 m dengan panjang bebas cabang 30 m dan diameter batang mencapai 160 cm. Batangnya lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar dan berbanir (akar yang tumbuh di atas permukaan tanah) sampai ketinggian 1,5 m. Ketika masih muda, kulit batang jabon berwarna putih kehijauan tanpa alur. Seiring dengan pertambahan umur pohon maka batangnya akan berubah warna menjadi kelabu-cokelat sampai cokelat, sedikit beralur dangkal, dan kulit batang tidak mengelupas.
- Daun
Daun jabon merupakan daun tunggal yang bertangkai panjang 1,5—4 cm dengan helaian daun agak besar (panjang 15—30 cm dan lebar 7—8 cm). Pada tanah yang subur dan cukup air, daun jabon dapat berkembang hingga berukuran panjang 68 cm dan lebar 38 cm. Permukaan daun jabon tidak berbulu atau kadang-kadang di sebelah bawah pada tulang daun terdapat rambut halus yang mudah lepas dan bertulang daun sekunder jelas (10—12 pasang).
- Bunga
Jabon biasanya mulai berbunga pada umur empat tahun, tetapi jika kondisi mikroklimatnya sesuai dan pemeliharaannya dilakukan secara intensif, pohon jabon sudah mulai berbunga pada umur 2,5 tahun. Bunga jabon berbau harum yang lembut. Bunga kepala berukuran besar (4,5—6 cm), lidah daun kelopak letaknya tegak, berdaging, dan pada ujungnya berbulu.
- Buah
Jabon berbuah setahun sekali saat musim berbunganya, yaitu pada bulan Januari—Juni dan akan masak pada bulan Maret—Juni dengan jumlah buah majemuk 33 buah per kg. Buah jabon berbentuk bulat dengan ukuran 4,5—6 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat banyak layaknya buah majemuk seperti keluwih/nangka yang berukuran kecil dengan bagian tengahnya padat dikelilingi oleh ruangruang biji. Setiap ruang biji tersebut berisi banyak biji. Ukuran biji jabon sangat kecil sehingga jumlah biji kering per kg sekitar 26.182.000 biji dan per liternya sekitar 23.707.000.
Ada dua jenis jabon yang ditanam petani di Indonesia, yaitu jabon putih dan jabon merah. Jenis A. macrophyllus (jabon merah) umumnya dapat dijumpai di daerah Sulawesi dan Maluku yang dikenal dengan sebutan “samama” (kini dikenal dengan nama jabon merah karena warna daunnya yang kemerahan dan berbulu). Jenis Anthocephalus cadamba (jabon putih) memiliki nama dagang kadam dan sinonim dengan nama Nauclea purpurea, Nauclea cadamba, Neolamarckia cadamba, Sercocephalus cadamba, dan Anthocephalus indicus. Jabon juga memiliki nama-nama lokal di berbagai daerah di Indonesia, yaitu jabon, jabun, haja, kelampeyan di Kalimantan; kelampaian di Jawa; galupai, johan, kalampaian, kelempi di Sumatera; toa, pontua, suge mania, pekaung di Sulawesi; gumpayan, kelapan, mugawe di NTB; serta paribe dan masarambi di Papua.
Sumber: Buku 10 Tanaman Investasi Pendulang Rupiah