Pertanianku – Sengon dapat diklasifikasikan dalam famili Leguminosae dengan subfamili Mimosoidae dan memiliki beberapa nama lokal. Di Indonesia, sengon dikenal dengan sebutan jeungjing (Sunda), sengon laut (Jawa), sika (Maluku), tedehu pute (Sulawesi), dan bae/wahogon (Papua). Selain itu, sengon juga memiliki beberapa nama lokal di negara-negara lain yaitu kayu machis (Malaysia), puah (Brunei Darussalam), dan batai (Amerika, Perancis, Jerman, Itali, Kanada).
Tinggi tanaman sengon bisa mencapai 39 m dengan diameter lebih dari 60 cm pada umur 12 tahun. Bahkan, pada tanaman yang sudah tua diameternya mencapai lebih dari 1 m. Batang tanaman sengon umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus, dan silindris. Kulit batangnya cenderung licin dan berwarna abu-abu atau kehijauhijauan. Tanaman sengon berdaun majemuk dengan panjang mencapai 40 cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15—25 helai daun berbentuk lonjong.
Tanaman sengon memiliki jenis bunga yang berkelamin ganda. Mahkota bunga berbentuk lonceng dan memiliki benang sari yang banyak serta kepala sari yang sangat kecil. Tanaman sengon terkadang mulai berbunga sejak umur tiga tahun. Biasanya tanaman sengon berbunga pada bulan Maret—Juni dan Oktober—Desember.
Sengon memiliki buah berbentuk polong yang lurus, retak di sepanjang kedua sisinya, dan berisi banyak biji. Ketika masih muda, biji berwarna hijau dan ketika sudah tua berwarna cokelat tua kekuningan. Biji sengon berbentuk pipih dengan kulit tebal, tidak bersayap, tanpa endosperma dengan panjang 6—7 mm dan lebar 3—4 mm. Pada bagian tengah terdapat garis melingkar berwarna hijau atau cokelat.
Buah polong sengon matang sekitar dua bulan setelah pembungaan dan ketika matang, polong terbuka dan biji akan terpancar ke atas tanah. Biji sengon termasuk jenis biji yang ortodoks. Biji sengon dapat bertahan sampai 1,5 tahun apabila disimpan pada suhu 4—8o C dan dengan kadar air 8%. Selama penyimpanan, biji sebaiknya dimasukkan ke dalam kantong plastik kedap udara.
Sumber: Buku 10 Tanaman Investasi Pendulang Rupiah