Pertanianku – Tanaman jahe (Zingiber officinale) termasuk ke dalam kelas Monocotyledon (tanaman berkeping satu) dan famili Zingiberaceae (suku temu-temuan). Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang telah lama tumbuh di Indonesia. Bisa dikatakan, Indonesia didatangi bangsa asing sejak beberapa abad silam karena keberadaan jahe ini.
- Asal tanaman jahe
Nama ‘Zingiber’ merupakan nama latin yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ‘singibera’, yang mempunyai makna berbentuk tanduk. Hal itu karena bentuk percabangan rimpangnya yang mirip tanduk rusa. Biasanya tanaman ini tumbuh di pekarangan rumah maupun di kebun.
Sejak zaman dahulu, tanaman ini sudah terkenal dan dibutuhkan banyak orang. Namun sayangnya, pada saat itu mereka belum mengenal cara budi daya yang baik dan benar sehingga hasil panennya tidak maksimal. Tanaman jahe diperkirakan berasal dari India dan Cina yang terkenal sebagai negara yang memanfaatkan jahe sebagai obat. Bangsa Yunani dan Romawi memperoleh jahe dari para pedagang Arab yang memperolehnya dari India. Sementara itu, orang-orang Jamaica mulai mengenal jahe sekitar tahun 1952 yang kemudian dikenal juga oleh orang-orang Karibia.
- Klasifikasi jahe
Jahe adalah tanaman rimpang biasa disebut sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpang jahe ada yang berbentuk seperti jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Adanya rasa pedas yang ditimbulkan oleh jahe cukup dominan dan disebabkan senyawa keton ‘zingeron’. Klasifikasi jahe digolongkan sebagai berikut.
Filum : Plantae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale
- Kebutuhan jahe
Kebutuhan permintaan jahe dari Indonesia ke negara pengimpor jahe beberapa tahun terakhir ini cukup meningkat. Volume permintaan dalam negeri juga terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan dan minuman yang menggunakan bahan baku jahe. Sayangnya, adanya peningkatan permintaan jahe belum dapat diimbangi dengan peningkatan produksi jahe.
Adapun negara tujuan jahe dari Indonesia di antaranya Jepang, Arab, serta Malaysia dalam bentuk jahe segar, jahe kering, dan olahan. Komoditas ekspor olahan seperti asinan (jahe putih besar), jahe kering (jahe putih besar, kecil, dan jahe merah), maupun minyak asiri dari jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah.
Berdasarkan hal di atas, jahe layak dijadikan sebagai salah satu komoditas unggulan dalam usaha pengembangan agribisnis dan agroindustri. Selain itu, jahe juga memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan. Hal itu karena selain iklim, kondisi tanah, dan letak geografis Indonesia sangat cocok untuk bertanam jahe. Dengan demikian, Indonesia bisa menjadi salah satu negara penyuplai jahe terbesar di dunia.
Sumber: Buku Jahe