Pertanianku – Seleksi dalam usaha peternakan broiler dapat diartikan memilih ternak broiler sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, lalu dipisahkan satu dengan yang lainya. Tujuan seleksi adalah untuk membedakan broiler yang pertumbuhannya baik dan kurang baik. Jika ditemui broiler dengan pertumbuhan kurang baik, broiler tersebut harus diberi perlakuan tertentu, misalnya pemberian pakan atau vitamin sehingga laju pertumbuhannya meningkat. Selain itu, seleksi dilakukan agar keseragaman ayam yang telah diseleksi akan membatasi persaingan dalam mendapatkan pakan sehingga semua ayam mendapatkan pakan secara proporsional. Seleksi paling efektif dilakukan pada saat vaksinasi sebab pada saat itu pertumbuhan ayam sudah bisa diketahui.
Selanjutnya, seleksi dilaksanakan bertahap dan sudah harus selesai pada akhir periode brooding. Seleksi dilakukan dengan cara menyekat kandang menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran ayam. Culling dapat diartikan “memusnahkan” ayam-ayam yang secara teknis tidak dapat tumbuh dengan baik dan malah menghambur-hamburkan pakan. Bahkan, jika terus dipelihara, dapat memicu timbulnya penyakit tertentu yang dapat berakibat fatal. Terkadang, peternak merasa “sayang kalau dibuang atau kasihan” sehingga ayam tersebut ditempatkan di pojok kandang.
Padahal, itu adalah bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Solusi yang lebih bijak adalah mengeluarkan ayam bermasalah tersebut jauh dari area kandang dan dipelihara oleh orang lain yang sama sekali tidak terlibat dengan usaha peternakan broiler. Berikut adalah kriteria ayam yang di-culling.
a) Ciri-ciri fisik meliputi lemah, lesu, dehidrasi, red hock, cacat (paruh/ kaki), wet vent (kotoran menempel dan tampak basah di sekitardubur), gasping (megap-megap), serta tortikolis (kepala berputar).
b) Dari standar berat badannya. Culling dapat dilakukan mulai empat hari (saat vaksinasi tetes) sampai maksimal 10 hari bila berat badannya sangat ekstrim, yakni 20—25% di bawah standar.
Sumber: Buku Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung