Pertanianku – Seleksi DOC merupakan proses seleksi yang dilakukan pada turunan pertama hasil seleksi induk/pejantan dan telur tetas. Proses seleksi dilakukan setelah DOC ALPU dikeluarkan dari mesin tetas (egg incubator). Seleksi pada DOC ini sangat penting karena tidak semua anak ayam ALPU F1 yang menetas akan dipelihara untuk menjadi calon induk atau pejantan pada proses pengembangbiakan ALPU selanjutnya. Prinsip dari seleksi DOC ALPU F1 ialah memilih DOC calon induk/pejantan untuk kembali dikawinkan guna menghasilkan turunan berikutnya (F2) dan belum ditujukan untuk komersial. DOC yang dipilih selanjutnya akan diperlakukan dengan program pemberian pakan yang disesuaikan dengan kebutuhannya sehingga mampu menghasilkan turunan ALPU sesuai dengan target.
Proses seleksi tersebut harus dilakukan secara ketat dan disiplin sehingga DOC yang tidak memenuhi kriteria seleksi harus benarbenar disingkirkan (eliminasi). Jika hal ini tidak dilakukan, proses pengembangbiakan ALPU selanjutnya tidak akan sesuai keinginan, terutama untuk menghasilkan ALPU yang siap dipanen umur 6 minggu.
Kriteria seleksi DOC ALPU turunan pertama (F1) adalah sebagai berikut.
1) Berat badan minimal 30 g untuk betina dan 32 g untuk jantan.
2) Pilih paling banyak tiga kelompok warna DOC yang paling dominan di antara seluruh warna yang muncul (sebaiknya dua warna jika rasio warna dominan tinggi).
3) Kaki dan paruh harus berwarna kuning.
4) Pilih DOC dengan lebar tulang tengkorak bagian belakang yang lebih luas (biasanya bentuk kepala lebih pendek dan hindari memilih DOC dengan bentuk kepala kecil meruncing).
5) Kriteria umum lainnya juga harus diterapkan, yaitu sehat fisik dan tidak terdapat kejangggalan dalam penampilan.
6) Bentuk tubuh lebih besar dan cenderung persegi empat atau bulat jika dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Indikasi yang diperoleh dari seleksi DOC saja tidak cukup untuk dijadikan acuan pada proses seleksi lebih lanjut. Hal ini disebabkan adanya variasi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan DOC.
Oleh karena itu, pencatatan (recording) terhadap pertumbuhan dan perkembangan per satuan waktu harus tetap dilakukan untuk bahan evaluasi pada tahap lanjutan. Pencatatan berupa capaian berat badan per minggu, konversi dan efisien pakan, serta perkembangan organ eksterior, khususnya otot dada dan otot paha. Selain itu, dilakukan pengelompokan pada awal pembesaran DOC. Tujuannya agar tidak terjadi persaingan fisik dan potensi serta ekspresi genetiknya dapat berkembang dan muncul secara maksimal. Berdasarkan pengalaman, salah satu faktor yang dapat menekan munculnya potensi genetik ayam kampung karena sistem pemeliharaan yang mengakibatkan terjadinya persaingan fisik sejak fase stater.
Sumber: Buku Ayam Kampung Pedaging Unggul