Pertanianku — Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sejumlah varietas kopi dengan cita rasa khas yang berbeda. Jika Anda berasal dari daerah Temanggung, Jawa Tengah, pasti sudah sangat familiar dengan varietas kopi yang satu ini, yakni kopi arabika yang memiliki cita rasa yang khas, beraroma tembakau.
Kopi satu ini memang cukup digemari karena menyuguhkan sensasi rasa unik yang mungkin tidak dapat Anda temui di daerah lainnya.
Menurut Denden Sofiudin pemilik gerai kopi temanggung, asal usul kopi temanggung sebetulnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Hanya saja waktu itu kopi tersebut tidak begitu dimanfaatkan oleh warga karena nilai jualnya yang rendah.
“Pohonnya banyak ditebang untuk dijadikan kayu bakar,” ungkap Denden, seperti melansir dari Okezone (4/9).
Terdapat 2 varietas utama yang kini menjadi primadona, yakni robusta dan arabika. Tanaman kopi robusta temanggung tersebar di 10 kecamatan Kabupaten Temanggung.
Proses penanaman kopi robusta memang sedikit berbeda dengan jenis arabika. Tanaman kopi robusta dibudidayakan di atas lahan yang berada 600—700 meter di atas permukaan laut.
“Untuk robusta memang biasanya dibudidayakan di wilayah yang lebih rendah. Ciri khas robusta temanggung terletak pada karakter dan aroma mocca-nya yang cukup kuat,” jelas Denden.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata Kecamatan Gemalang-lah yang memproduksi kopi robusta dengan cita rasa mocca yang lebih menonjol dibandingkan kecamatan-kecamatan lainnya.
Untuk kopi jenis arabika, perkebunan kopi berada di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, tepatnya di lereng Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Prau. Dari segi rasa, kopi arabika temanggung memang terbilang unik karena punya rasa tembakau yang cukup menonjol.
“Dulunya tanaman kopi arabika dijadikan tanaman penyela (menahan tingkat erosi) dan pembatas lahan oleh para petani dari Temanggung. Tanamannya dibudidayakan secara berdampingan dengan tanaman tembakau. Sehingga memunculkan aroma-aroma khas tembakau,” tutur Denden.
Kopi tembakau ini biasanya berasal dari perkebunan kopi di Gunung Sumbing dan Sindoro. Sementara, di Gunung Prau, rasa kopinya lebih ke rempah-rempah karena rata-rata tanaman di sekitar kopi berupa kapulaga dan cengkeh.