Sensasi Minum Kopi Kelelawar, Berani Coba?

Pertanianku – Pasti Anda hanya mengira bahwa kopi yang difermentasi dari hewan hanyalah kopi luwak. Namun, tahukah Anda terdapat hewan lainnya yang juga gemar memakan biji kopi, kira-kira hewan apa ya?

Foto: pixabay

Saingan baru kopi luwak ini bernama kopi kelelawar (bat coffee). Kopi unik yang mulai mendapat tempat di hati para pecandu kopi ini berasal dari biji kopi sisa makanan kelelawar.

Seperti kopi luwak, kopi kelelawar juga memiliki cita rasa khas dan sedap dengan aroma menawan. Sensasi rasa pahit dan sedikit asam yang membalut kopi ini telah memikat para pecinta kopi. Meskipun harganya belum semahal kopi luwak, kopi kelelawar telah menembus segmen pasar pecinta kopi kelas atas.

Kelelawar atau kalong adalah hewan yang termasuk anggota bangsa kelelawar (Chirotera), yang tergolong subordo Megachiroptera, yakni kelompok kelelawar besar yang memakan  buah-buahan.

Kelelawar termasuk binatang noktural yang mencari makan di di malam hari dengan mengandalkan indra penciuman untuk mendeteksi buah yang masak.

Di dalam mulutnya, hewan ini memiliki sejumlah jenis mikroba yang dapat menghasilkan enzim-enzim yang berperan penting dalam pencernaan. Kelelawar memakan buah kopi merah matang, tetapi yang ditelan hanya daging buahnya, sedangkan biji kopinya dimuntahkan. Biji inilah yang dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi kopi kelelawar.

Terdapat sebuah teknologi yang lebih memudahkan untuk menghasilkan kopi kelelawar. Suprio Guntoro, peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bali berhasil mengisolasi beberapa jenis mikroba yang terdapat dalam kelenjar ludah dan air liur kelelawar dan memanfaatkannya untuk melakukan fermentasi biji kopi yang telah benar-benar masak.

Teknologi ini memiliki keunggulan, di antaranya biaya yang lebih murah karena tidak memerlukan kekelawar hidup, produksi mudah diprogramkan sesuai dengan kebutuhan, cita rasa dan aromanya khas, yaitu sedikit lebih asam, lebih manis, dengan rasa pahit yang lembut, dan ramah lingkungan.

Hasil analisis laboratorium menunjukkan, proses fermentasi telah membentuk beberapa jenis asam organik yang bermanfaat bagi tubuh sebagaimana yang terdapat pula dalam kopi luwak.

Perbedaannya, bila pada kopi luwak kandungan asam lemak yang menonjol adalah asam butirat. Pada kopi kelelawar yang menonjol adalah kandungan asam asetat dan asam laktat.

Asam asetat sendiri adalah sejenis asam organik yang berperan melarutkan lemak dan mengontrol kadar gula dalam darah, sedangkan asam laktat berperan membantu dalam proses pencernaan.

Meminum kopi kelelawar ternyata dapat mengurangi kadar kolesterol dan juga mengontrol kadar gula dalam tubuh. Tertarik mencobanya?