Seperti Apa sih Mesin Pengering Padi Berbasis Smartphone?

Pertanianku – Inovasi di sektor pertanian kembali diciptakan. Baru-baru ini inovasi mesin pengering yang berfungsi untuk mengawetkan hasil panen produk hortikultura berbasis smartphone ditemukan.

Teknologi tersebut merupakan hasil karya dari lima mahasiswa Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Kelima mahasiswa berprestasi tersebut adalah Achmad Syarif Hidayat, Indra Yogi Prayuga, Sapto Wahyu Sudrajat, dan Windy Rizqia Arsy. Kelimanya pun sepakat memberikan nama untuk mesin penemuannya itu “Horticultura Fluid Flow Drier” (H-FLORY).

Ketua Tim Penelitian, Achmad, mengatakan, fungsi mesin pengering yang ia dan empat temannya ciptakan tak lain adalah untuk mengoptimalkan produksi padi para petani. Achmad mengatakan, H-FLORY sendiri dilengkapi dengan sensor suhu serta kelembapan sebagai komponen sistem otomasi.

“Selama ini petani di Indonesia menggunakan metode pengeringan secara konvensional dengan kendala iklim. Telah banyak muncul solusi dari permasalahan iklim seperti pembakaran biasa, oven, maupun yang bersistem otomasi canggih. Namun ini pun masih tidak hemat energi,” ungkap Achmad, seperti dilansir Antara.

Menurutnya, pengoperasian mesin pengering tersebut, dilakukan dengan pengaturan suhu dan kelembapan antarjenis tanaman tidak sama. Karena itu, alat diatur secara khusus untuk jenis tanaman tertentu. Misalnya, cabai hanya boleh dipanaskan pada suhu 60° C.

Lebih lanjut Achmad mengatakan bahwa data tersebut telah tersimpan pada smartphone yang telah terhubung dengan bluetooth.

“Dari aplikasi yang telah disediakan itu, pengguna cukup mengoperasikan sesuai jenis tanaman dan suhu yang diinginkan,” tambahnya.

Alat ini memiliki keistimewaan sendiri dibandingkan dengan mesin pengering konvensional, ucap Achmad, H-FLORY bahkan mampu mengeringkan hingga delapan kilogram produk dalam waktu 12 jam.

“Jika mengeringkan padi di mesin pengering konvensional, setidaknya petani membutuhkan waktu lima hingga tujuh hari. Namun, jika memakai alat ini petani bisa mengeringkan hingga delapan kilogram produk dalam waktu 12 jam. Selain itu, alat ini juga hemat energi, karena hanya memerlukan 1,5 kilogram gas untuk menyuplai api,” tuturnya.

“Alat kami dilengkapi dengan control box yang dapat memonitor suhu dan kelembapan di dalamnya,” lanjut Achmad.

Achmad menambahkan, alat tersebut dapat mengalirkan panas secara merata meski memiliki bentuk rak bersusun dengan dimensi 50 × 50 × 50 cm.

“Desain tersebut dapat memberikan kualitas yang sama pada semua tingkatan,” tutupnya.