Serba-serbi Ramuan Herbal, Mulai dari Pantangan Hingga Cara Menyimpan

Pertanianku — Indonesia memiliki kekayaan flora yang sangat beragam. Kekayaan flora tersebut tidak hanya terlihat indah, tetapi juga bermanfaat sebagai obat alami untuk penyakit. Penggunaan tanaman sebagai obat alami sudah digunakan sejak dahulu dan biasanya dikemas dalam bentuk jamu tradisional. Sampai saat ini, eksistensi ramuan herbal tidak pernah padam, meski sudah banyak obat generik yang tersebar di pasaran.

ramuan herbal
foto: Pertanianku

Ramuan herbal seperti tetap memiliki tempat di tengah penggemarnya. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tetap mengandalkannya sebagai pertolongan pertama ataupun alternatif pengobatan.

Ada banyak hal yang perlu diketahui tentang ramuan herbal, mulai dari pantangan hingga cara menyimpannya. Simak uraian berikut.

Tidak boleh diminum bersama teh

Teh bersifat menghalangi gerakan zat aktif tanaman sehingga khasiat obat herbal berkurang. Selain itu, teh mengandung tannin yang dapat menyebabkan selaput lendir usus mengecil sehingga menghambat penyerapan zat berkhasiat di dalam obat.

Teh juga memiliki energi dingin yang bertentangan dengan energi hangat pada beberapa tanaman obat. Selain itu, minuman ini juga mengandung kafein dan theophylline yang dapat merangsang sistem saraf pusat.

Ramuan hangat

Ada beberapa ramuan herbal yang sebaiknya diminum saat masih hangat atau relatif panas, misalnya ketika pilek. Ramuan herbal yang masih hangat dapat menjaga diri penderita tetap hangat sehingga tubuhnya bisa memproduksi peluh ringan. Setelah mengonsumsi ramuan herbal, sebaiknya penderita pilek mengonsumsi sup untuk memperkuat efek ramuan.

Ramuan dalam keadaan hangat juga bisa dikonsumsi oleh penderita kedinginan.

Ramuan dingin

Ramuan dingin bisa untuk penderita yang mengalami muntah-muntah ketika meminum ramuan dalam keadaan hangat atau panas. Selain itu, penderita sakit panas juga dapat mengonsumsi ramuan dalam keadaan dingin.

Cara menyimpan ramuan

Air rebusan herbal bisa disimpan beberapa kali di dalam kulkas. Namun, saat ingin diminum dalam kondisi hangat, rendam botol atau wadahnya ke dalam air panas. Untuk simplisia kering, sebaiknya disimpan di dalam wadah yang terbuat dari kayu, stoples kaca, wadah terbuka dari kayu, atau kantung kertas. Simplisia tersebut perlu dijemur ulang selama penyimpanan untuk menghindari lembap dan berbau apek.