Pertanianku — Si buce dari Kalimantan atau Bucephalandra merupakan tanaman air yang masih asing di Indonesia. Tanaman ini tumbuh di pedalaman hutan Pulau Kalimantan. Meskipun masih terasa asing, tanaman air ini berharga cukup tinggi di Amerika.

Para aquascaper di Amerika harus merogoh kocek sebesar US$70 untuk satu rumpun kecil si buce Kalimantan dan harus mengimpor langsung dari Indonesia.
Salah satu penyebab mahalnya si buce Kalimantan adalah pertumbuhannya yang lambat. Awalnya, tanaman ini hanya tumbuh di pedalaman hutan Kalimantan. Namun, karena tingginya permintaan yang datang dari luar negeri, Bucephalandra sudah mulai dibudidayakan di luar habitat aslinya, seperti di Bogor, Cirebon, Madiun, dan Kalimantan.
Potensi pengembangan tanaman ini masih sangat luas dan menjanjikan. Permohonan ekspor tanaman air ini berasal dari Amerika, Peru, Vietnam, Korea, Jepang, dan Hongkong.
Saat ini, harga jual Bucephalandra per kilogram mencapai Rp500.000—Rp800.000 di Kalimantan. Sementara itu, untuk di luar Kalimantan dihargai Rp500.000—Rp1.000.000, bergantung pada jenisnya.
Adapun harga jual di luar negeri bergantung pada jenis dan jumlah batang tanaman. Untuk satu batang dihargai mulai dari Rp2.500—Rp10.000.
Tanaman ini sangat digemari oleh aquascaper luar negeri seperti Amerika, terutama di Jepang. Si buce Kalimantan ini memiliki daun berwarna hijau segar, ungu dengan bunga putih yang sangat mencolok dan indah. Perpaduan antara bentuk daun dan warna si buce membuat para aquascaper jatuh hati sehingga banyak aquascaper di seluruh dunia yang berburu tanaman endemik Pulau Borneo ini.
Bucephalandra mampu memancarkan keindahan. Perawatannya cukup mudah, tetapi pertumbuhannya lambat.
Si buce Kalimantan merupakan salah satu jenis tanaman endemik Indonesia yang sangat diminati oleh masyarakat di seluruh dunia. Tanaman hias lainnya yang tidak kalah memesona dan memiliki banyak penggemar adalah Ammania, Anubias, Krokot, Aponogeton, Carolina, Blyxa, Keladi, Glossostigma, Eleocharis, dan masih banyak lagi.
Hal ini menandakan bahwa tanaman hias asal Indonesia menjadi komoditas yang menjanjikan untuk dibudidayakan.