Pertanianku — Kelinci merupakan hewan menggemaskan dan juga bisa dikonsumsi oleh manusia. Namun, kelinci yang dikonsumsi adalah jenis kelinci pedaging, bukan kelinci hias. Binatang yang menggemaskan ini memiliki sifat yang masih jarang disadari oleh orang-orang. Berikut ini beberapa sifat kelinci yang wajib Anda ketahui.

Kanibal
Binatang menggemaskan nan lucu ini ternyata memiliki perilaku kanibal seperti beberapa jenis hewan lainnya. Perilaku kanibal kelinci bisa menyebabkan timbulnya penyakit pada kelinci. Namun, tidak semua kelinci memiliki sifat kanibal. Dari 100 ekor kelinci yang ada, hanya 1—2 ekor yang memiliki sifat kanibal ini.
Anda harus mewaspadai kelinci-kelinci yang bersifat kanibal karena bisa menularkan ke kelinci lain, bahkan sifat kanibalnya bisa menurun kepada anakan yang dihasilkan olehnya.
Salah satu ciri-ciri kelinci bersifat kanibal adalah senang mencakar-cakar atau beradu cakar dan berkelahi. Kebiasaan tersebut bisa menyebabkan kelinci lain atau tubuh kelinci itu sendiri terluka.
Luka yang disebabkan dari tindakan cakar-cakaran tersebut akan menyebabkan masalah penyakit lainnya yang lebih serius. Apalagi jika sanitasi kandang kurang bersih, biasanya kandang tersebut mengandung banyak bibit penyakit dan bakteri.
Untuk menghindari kelinci dari sifat kanibal, Anda harus segera memisahkan atau mengarantina kelinci yang terindikasi memiliki sifat kanibal di kandang khusus.
Induk muda tidak mau menyusui
Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan perkawinan adalah induk yang sudah berumur enam bulan. Jika kurang, sifat keindukan di dalam kelinci biasanya masih belum ada.
Namun, masih ada peternak kelinci yang tetap saja berani mengawinkan kelinci yang masih di bawah umur untuk mengejar keuntungan yang tinggi. Meskipun menguntungkan, sebenarnya perkawinan kelnci di bawah umur bisa menyebabkan kerugian. Salah satunya adalah induk yang tidak mau menyusui anaknya.
Jika induk kelinci Anda tidak mau menyusui anaknya, mungkin itu artinya induk dikawinkan sebelum waktunya. Akibatnya, anakan kelinci tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Anakan yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan rentan terkena berbagai penyakit. Misalnya pneumonia atau radang paru-paru, kembung, dan cacingan.