Pertanianku — Salah satu tanaman perkebunan Indonesia yang terkenal adalah pohon kakao sehingga ketersediaan kulit buah kakao (KBK) juga berlimpah. Jumlahnya mencapai 72 persen, sedangkan bijinya hanya 28 persen. Kulit buah kakao ini bisa dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ternak untuk menggantikan rumput.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak). Hasilnya, KBK terbukti bermanfaat sebagai pakan, baik pakan segar maupun olahan.
KBK mengandung protein sebesar 6—9 persen sehingga bisa berpotensi untuk menggantikan pakan rumput. KBK ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi, lebih dari 80 persen. Hal ini menyebabkan daya simpan KBK segar hanya bisa bertahan maksimal selama 3 hari.
Namun, pengolahan yang tepat bisa memperpanjang daya simpan KBK. Metode pengolahan KBK yang bisa dilakukan adalah mengubahnya menjadi silase. Selain berguna untuk menjadi alternatif, penggunaan KBK sebagai pakan ternak bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan limbah kakao ini.
Dalam kulit kering, nutrisi yang terkandung adalah 25,15 persen, serat kasar 14,26 persen, dan energi kasar 4,429 persen. Sementara itu, jika sudah diolah menjadi silase, kandungan nutrisinya meningkat menjadi bahan kering 45,43 persen, serat kasar 19, 80 persen, dan energi kasar 41,25 persen.
Kelebihan dari pakan alternatif ini adalah bisa langsung diberikan kepada ternak tanpa dilakukan pengolahan, palatabilitas pakan cukup tinggi sehingga disukai oleh ternak, dan umur simpan silase bisa bertahan selama 4 bulan. Selain itu, tidak memerlukan tindakan pengeringan sehingga menghemat waktu dan tenaga pengolahan, serta mudah diaplikasikan oleh peternak kecil ataupun besar.
Silase yang berasal dari KBK bisa digunakan sebagai pakan basah hingga 50 persen dalam ransum ternak ruminansia seperti kambing, domba, dan sapi, atau bisa digunakan untuk menggantikan rumput hiijauan sebesar 100 persen. Namun, ternak tetap membutuhkan pakan penguat untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Untuk mengolah menjadi silase, KBK dicacah dengan ukuran 1—2 cm secara manual, lalu tambahkan sumber protein seperti dedak padi atau tepung jagung sebanyak 5—10 persen dari bobot segar KBK. Campur kedua bahan tersebut dan simpan di dalam kantong plastik hampa udara selama 21 hari.