Sinkronisasi Birahi Kambing dan Domba

Pertanianku – Sinkronisasi birahi atau penyerentakan birahi pada hewan betina adalah upaya agar beberapa hewan mengalami birahi secara serentak pada hari yang relatif sama atau sekitar 2—3 hari. Sinkronisasi birahi ini bermanfaat bagi ternak Kado yang dipelihara dengan sistem perkawinan intensif, terutama dalam program inseminasi buatan (IB).

Sinkronisasi-Birahi-Kambing-dan-Domba

Manfaat yang lain dari sinkronisasi birahi adalah peternak dapat membuat pola produksi dengan mengatur perkawinan, penyapihan, serta penjualan ternak sesuai dengan berat dan umur yang dikehendaki. Cara sinkronisasi birahi ada dua macam, yaitu memperpanjang atau mempercepat siklus birahi.

  1. Memperpanjang siklus birahi

Siklus birahi dapat diperpanjang dengan pemberian progesteron, FGA (flourogeston acetat), atau MAP (medroxy progesteron acetat). Pemberian hormon tersebut ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

1) Pemberian 12—25 mg progesteron/ekor/hari yang disuntikkan secara intramuskular (suntikan di bawah kulit).

2) Pemberian 2—6 mg/ekor/hari FGA secara implamant atau intravaginal dengan peresapan spon selama 9—17 hari.

3) Pemberian MAP 50—60 mg/ekor/hari secara intravaginal dengan peresapan spon selama 15—18 hari.

4) Pemberian progestogen (progesteron sintetis) selama 12—21 hari secara intravaginal dengan peresapan spon. Setelah 2—3 hari, spon dicabut, lalu diberikan PMSG (pregnan mere serum ganodofroge).

  1. Mempercepat siklus birahi

Siklus birahi juga dapat dipercepat dengan pemberian hormon. Hormon yang diberikan ada dua macam, yaitu sebagai berikut.

1) Pemberian hormon prostaglandin F2.α 1,25—7,5 mg/ekor dan progesteron yang disuntikkan secara intramuskular 1—2 kali dengan interval 10—14 hari. Waktu birahi setelah pemberian hormon ini agak lama. Namun, kemungkinan terjadinya perkawinan lebih besar daripada cara pemberian estrogen karena sel telur telah masak.

2) Untuk ternak yang catatan birahinya baik, masa birahi dapat dipercepat dengan hormon estrogen yang diresapkan pada spon dan diletakkan di vagina. Dalam waktu kirakira 24 jam, ternak akan segera menunjukkan gejala birahi. Estrogen yang digunakan berasal dari OB (oestradiol benzoat). Dalam pengkajian efektivitas OB untuk sinkronisasi birahi, keberhasilannya bisa mencapai 86,5%. Walaupun Kado telah birahi, belum tentu ada ovulasi karena belum tentu ada ovum yang masak sehingga keberhasilan dari perkawinan lebih kecil dibandingkan dengan cara pertama. Oleh karena itu, metode ini disarankan hanya untuk Kado yang mempunyai masa estrus/ birahi lebih dari 14 hari.

Dalam melakukan teknik sinkronisasi birahi, harus digunakan OB secara resapan pada spon yang disisipkan pada pangkal vagina. OB yang digunakan dapat diambil dari kemasan besar (botol) atau OB yang digunakan untuk obat manusia (dalam ampul yang isinya kira-kira 1 cc). Bahan OB tersebut dituangkan ke dalam wadah (cawan petri), kemudian ditambahkan minyak goreng nonkolesterol kira-kira 5 cc. Campuran tersebut diaduk dengan stik bersih hingga campuran benar-benar merata. Selain itu, disiapkan potongan spon kecil (1 x 1 x 1) cm, kemudian diikatkan benang kasur sepanjang 30 cm yang bersih (steril). Selanjutnya resapkan spon tersebut pada campuran OB dan minyak goreng nonkolesterol hingga merata. Spon yang berujung benang tersebut dimasukkan ke dalam straw (pipa plastik kecil) dengan bantuan lidi, kemudian ditarik ke arah ujung straw yang lain sehingga spon melekat di ujung straw.

Ternak Kado betina yang akan disinkronisasi birahi dapat ditunggingkan dengan cara memegang kedua kaki belakang dan diangkat condong ke atas setinggi bahu. Straw yang bagian ujungnya terdapat spon dimasukkan ke dalam vagina secara perlahan dan hati-hati sesuai dengan kontraksi-relaksasi otototot vagina. Spon diarahkan ke depan–atas hingga berada di pangkal vagina. Kemudian, dengan hati-hati straw ditarik keluar. Jangan memegang atau menahan benangnya agar benang tidak ikut tertarik. Apabila benang ikut tertarik, spon pun ikut tertarik. Pertahankan spon berada pada pangkal vagina hingga beberapa jam dengan harapan OB akan terserap semuanya oleh aliran darah. Dengan demikian, kadar estrogen dalam darah akan meningkat. Drh. Djoko Winarso MS (1994) menyampaikan bahwa efektivitas birahi dengan teknik ini dapat mencapai 90%.

Sumber: Buku Teknik Pembibitan Kambing dan Domba