Pertanianku — Ada dua sistem budidaya magot yang bisa Anda gunakan, yaitu terbuka dan tertutup. Kedua sistem ini sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Anda bisa menyesuaikan sistem budidaya magot sesuai dengan kondisi lingkungan serta kesanggupan Anda untuk menjalani proses budidaya. Simak ulasan berikut ini.
Sistem budidaya tertutup
Produksi magot dengan sistem tertutup dilakukan dengan cara memproduksi telur serangga Black Soldier Fly (BSF) yang diperoleh dari lingkungan atau tempat terkontrol yang biasa disebut dengan insektarium. Produksi magot dengan sistem tertutup ditujukan untuk kegiatan industri karena jumlah serta ukuran magot yang akan diproduksi dapat ditentukan dengan jelas dan pasti.
Untuk memproduksi magot dengan sistem tertutup, Anda membutuhkan beberapa sarana dan prasarana produksi pendukung sepperti insektarium, ruang panen dan penetasan telur, serta ruang kultur magot (larvarium).
Kelemahan dari sistem tertutup ini adalah biaya yang dibutuhkan untuk memulai usaha cukup besar, serta memerlukan tenaga dan waktu khusus untuk mengelolanya. Selain itu, pembudidaya harus menyediakan habitat untuk kehidupan serangga dan magot. Anda harus terus menyediakan pakan dan minum untuk magot agar magot dapat tumbuh.
Kelebihan yang bisa didapatkan dari sistem tertutup adalah kontinuitas produksi yang terus terjamin, tidak mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan, dan lebih terlindungi dari serangan predator sehingga serangga dapat berkembang biak dengan baik. Kelebihan lain yang memudahkan Anda adalah waktu panen yang bisa ditentukan kapan saja.
Penggunaan sistem tertutup membuat magot yang Anda hasilkan memiliki ukuran yang sesuai dengan permintaan, kondisi lingkungan budidaya dapat dikendalikan dengan baik, dan lalat yang digunakan sudah pasti bukan lalat rumah yang membawa penyakit.
Sistem budidaya terbuka
Budidaya magot dengan sistem terbuka adalah sistem budidaya dengan kultur serangga yang dilakukan secara terbuka atau tidak terkontrol. Peternak yang menggunakan sistem ini harus memiliki persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi. Wilayah yang bisa menerapkan sistem budaya ini harus memiliki vegetasi tumbuhan yang cukup baik, seperti perkebunan atau hutan tanaman rendah, serta tidak dekat dengan hunian (perumahan).
Keunggulan sistem budidaya terbuka adalah biaya modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, peralatan yang digunakan lebih sederhana, tidak memerlukan area khusus untuk insektarium, dan pengelolaan usaha bisa dilakukan sebagai pekerjaan sampingan.
Namun, kekurangan dari sistem ini adalah hanya bisa diterapkan pada wilayah dengan vegetasi tanaman yang tinggi, hasil panen sangat terpengaruh dengan kondisi lingkungan luar, dan populasi magot bisa terkontaminasi dengan larva serangga lain. Selain itu, kontinuitas tidak terjamin, hasil panen belum tentu seragam, dan jumlah populasi serangga BSF di habitat alami sangat berpengaruh terhadap hasil panen.