Pertanianku — Ada banyak jenis sistem hidroponik yang dapat Anda terapkan. Dua di antaranya sistem sumbu dan sistem rakit apung. Tentu saja keduanya memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Kenali penggunaan keduanya agar Anda dapat membudidayakan tanaman secara hidroponik dengan lebih maksimal.

Tak hanya kedua sistem tersebut, ada banyak sistem hidroponik lain yang tak kalah populer. Sistem tersebut adalah pasang surut air, sistem tetes, dan nutrient film technique. Keunggulan dan kelemahannya dapat Anda temukan di buku Tanya Jawab Hidroponik yang diterbitkan oleh Penebar Swadaya.
Sistem sumbu dikenal juga sebagai wick system. Keunggulan sistem ini sehingga banyak dilirik petani sayuran hidroponik adalah sangat sederhana. Pemula sekalipun dapat menerapkannya dengan mudah. Sistem sumbu merupakan rangkaian belajar metode hidroponik yang paling gampang.
Selain itu, bahan dan alat yang digunakan pada sistem hidrponik ini termasuk murah dan mudah. Anda dapat menggunakan bahan sederhana seperti botol plastik yang merupakan bahan bekas.
Sayangnya, sistem sumbu memiliki beberapa kekurangan. Pertama, larutan nutrisi pada wadah penampung harus diaduk secara berkala. Anda harus mengaduknya secara manual agar nutrisi tidak mengendap di wadah.
Selain itu, tanaman dapat mengalami kekurangan air dan nutrisi setelah tumbuh berukuran besar. Tanaman ini memerlukan air yang lebih banyak dan terkadang lebih besar daripada daya serap sumbu yang digunakan.
Sistem hidroponik kedua yang juga banyak digunakan adalah rakit apung atau water culture system. Sistem ini memiliki keunggulan sangat mudah dibuat. Sistemnya sangat sederhana dengan perawatan yang mudah dan praktis.
Kekurangan dari sistem rakit apung adalah aerator harus terus menyala tanpa henti selama 24 jam. Bila aerator ini mati dalam jangka waktu tertentu, tanaman yang Anda budidayakan sangat rentan mengalami busuk akar.
Keuntungan dan kelemahan sistem hidroponik ini hendaknya menjadi pertimbangan bagi Anda dalam memilih sistem yang tepat. Sistem ini dipilih berdasarkan modal yang Anda miliki, jenis tanaman yang akan dibudidayakan, dan luasan lahan yang digunakan. Oleh karena itu, pilih dengan bijak.