Pertanianku – Inovasi sistem irigasi aeroponik yang dihasilkan sekelompok mahasiswa dari Universitas Brawijaya, Malang, ini patut diapresiasi. Mereka adalah Bangkit Puji Pamungkas, Adriansyah Galih Prasetya, Akbar Setyo Pambudi, dan Puji Sri Lestari dari Jurusan Keteknikan Pertanian, serta Bachrul Ulum dari Agroekoteknologi.
Dibimbing oleh Ir. Ary Mustofa Ahmad, MP, dosen Jurusan Keteknikan Pertanian, kelima mahasiswa tersebut menerapkan teknologi berbasis irigasi bernama irigasi Automatic Aeroponic Irrigation (AURORA).
Penerapan teknologi tersebut dilakukan mereka di greenhouse UMKM Tani Mandiri yang berlokasi di Desa Sumberbrantas, Kota Batu, Jawa Timur, yang mengembangkan pembibitan kentang di dalam greenhouse dengan sistem budidaya secara Aeroponik.
Latar belakang diterapkannya metode irigasi tersebut, lantaran UMKM Tani Mandiri memiliki kendala karena bibit yang dihasilkan masih belum optimal. Selain itu, kualitas bibit masih mudah layu dan dapat merusak pertumbuhan tanaman lain. Akibatnya, satu kotak pembibitan yang berisi 1.000 bibit, harus dibuang. Alhasil, UMKM tersebut mengalami kerugian 25% tiap kotak pembibitan.
“Kerugian tersebut akibat dari sistem irigasi yang belum optimal serta pemberian nutrisi yang belum sesuai dengan kebutuhan. Sistem irigasi dengan dua buah pompa itu belum optimal karena pembagian air dan nutrisi di tiap kotak tidak merata. Satu pompa hanya memenuhi kebutuhan irigasi bibit kentang sekitar 0,5 cc/L. Padahal, kebutuhan air dan nutrisi pembibitan kentang yang optimal adalah tiga cc/L,” ungkap Rudi Madiyanto pemilik UMKM Tani Mandiri, seperti melansir dari technologyindonesia.