Pertanianku — Pengembangan sistem minapadi Indonesia berhasil menarik perhatian negara lain sehingga menjadikannya rujukan. Setelah 13 negara perwakilan negara-negara Asia-Pasifik belajar minapadi di Indonesia pada awal 2019, kali ini Cina yang menaruh minat kepada sistem minapadi.

Sebanyak 7 orang delegasi dari Cina, tepatnya berasal dari Freshwater Fisheries Research Center of Chinese (FFRC), melihat langsung kegiatan minapadi di Sukoharjo. Kegiatan tersebut merupakan percontohan minapadi dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) pada 15―17 Juli 2019. Selain itu, mereka juga berdiskusi langsung dengan petani minapadi setempat.
Sebelumnya Indonesia menjadi percontohan di dunia untuk sistem minapadi, serta menjadi rujukan FAO untuk wilayah Asia Pasifik.
Melansir Jitu News, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, dalam keterangannya menyampaikan apresiasi yang besar kepada delegasi dari FFRC yang telah menaruh perhatian besar terhadap minapadi di Indonesia. Ia mengatakan, minapadi menjadi salah satu kegiatan prioritas KKP sejak 2016.
Hingga 2018, KKP sudah mengembangkan percontohan minapadi di lahan seluas 580 hektare dan menyebar di 26 kabupaten di Indonesia. Untuk 2019, KKP akan mengembangkan lagi di lahan seluas 400 hektare yang menyebar di berbagai daerah serta menggandeng Kementerian Pertanian untuk menjadikan minapadi sebagai kegiatan prioritas.
“Minapadi kita jadikan kegitan prioritas karena beberapa keunggulannya, diantaranya mampu menghasilkan padi organik dengan peningkatan hasil panen padi 2—3 ton serta pendapatan tambahan pendapatan dari ikan minimal 1 ton ikan per hektare. Selain tambahan pendapatan hingga 40 persen, keuntungan lainnya adalah pada saat proses produksi padi tidak mengggunakan pestisida, serta minim dalam penggunaan pupuk,” papar Slamet.
Komitmen Indonesia adalah untuk menjadikan minapadi sebagai program prioritas turut mendukung program ketahanan pangan nasional, bahkan diperhitungkan dalam memberikan kontribusi pemenuhan kebutuhan pangan global.
Saat ini minapadi tidak hanya diandalkan untuk mencukupi kebutuhan ikan nasional atau ketahanan pangan, tapi telah berkembang dan dimanfaatkan sebagai lokasi agrowisata, yaitu pariwisata berbasis penggunaan lahan pertanian atau perikanan untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Agrowisata minapadi telah berkembang di beberapa daerah seperti di Desa Jatiluwih Kecamatan Penebel, Tabanan Bali, Desa Cikarutug Kecamatan Cireunghas, Sukabumi Jawa Barat dan di Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman Jogyakarta. Daerah-daerah itu dapat menjadi contoh bagaimana pengelolaan kawasan minapadi dapat menggerakkan sektor lain seperti wisata dan edukasi,” pungkas Slamet.