Pertanianku – Pak Turip adalah seorang peternak lele di daerah Cisaat, Sukabumi. Peternak lele yang usianya sudah tidak muda ini cukup kelimpungan menghadapi banyaknya pesanan lele yang datang menghampirinya. Oleh karena itu, metode yang diterapkannya adalah pemijahan buatan. Dari induk berbobot 1,5 kg, bisa menghasilkan benih berukuran 3—4 cm sebanyak 65.000—80.000 ekor.
Berdasarkan pengalaman tersebut dapat diketahui bahwa metode pemijahan buatan bisa diterapkan untuk memacu produksi agar lebih tinggi. Perlakuannya juga disuntik hormon perangsang. Namun, hormon yang digunakan lebih banyak berupa ovaprim. Ada beberapa peternak lele yang beranggapan bahwa hasil yang baik akan terjadi bila penyuntikan dilakukan dua kali. Namun, hal itu menjadi tidak pasti setelah ada peternak yang melakukan penyuntikan satu kali dan hasilnya ternyata relatif sama.
Bahkan, waktu yang digunakan menjadi lebih singkat. Pada metode buatan, beberapa peternak menerapkan penyuntikan pada sore hari sekitar pukul 17.00. Namun, ada pula peternak yang menyuntik induk pada malam hari, yaitu pada pukul 23.00. Tujuan dari waktu penyuntikan tersebut agar stripping (pengurutan) bisa dilakukan pada pagi hari.
Pada pemijahan buatan, setelah disuntik induk tidak disatukan, tetapi dipisah. Stripping dilakukan setelah terjadi ovulasi pada induk, yaitu 6—8 jam pascapenyuntikan. Telur yang telah mengalami ovulasi ditandai dengan keluarnya telur ketika perut induk ditekan ke arah anus. Sementara itu, induk jantan dibedah bagian gonad (kantung sperma) untuk diambil spermanya dan dicampurkan dengan telur dari betina.
Produksi yang dihasilkan dari pemijahan buatan mampu mendongkrak kuantitas hingga batas maksimal. Pada pemijahan alami, jumlah telur yang keluar sekitar 70—80%, sedangkan pada metode pemijahan buatan, telur yang dikeluarkan hingga 100%. Memang, dengan pemijahan buatan, produksi dapat ditingkatkan sampai maksimal. Namun, tetap harus memperhatikan kondisi induk, baik pada saat penyuntikan maupun setelah penyuntikan. Di samping itu, dibutuhkan wadah penetasan telur yang dilengkapi dengan blower atau aerator sebagai penyuplai oksigen saat proses penetasan telur.
Sumber: Buku Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele