Sistem Tanam Jerman Tingkatkan Produktivitas Padi

Pertanianku Sistem tanam jerman (jejer manten) yang dikembangkan oleh BPTP Lampung terbukti mampu meningkatkan produksi padi hingga 80 persen. Ini terbukti dari kegiatan kaji terap teknologi pada musim gadu 2018 pada Kecamatan Gedong Tataan dan Tegineneng.

Sistem tanam jerman
Foto: Unsplash

Untuk meningkatkan produktivitas padi sawah, cara tanam jerman atau sering disebut Twin Seeds oleh petani lokal Pesawaran merupakan rekayasa cara tanam yang awalnya dilakukan oleh kelompok tani pada daerah tersebut. Cara tersebut bertujuan memanfaatkan efek tanaman pinggir seperti yang terjadi pada jajar legowo, namun lebih mudah dilakukan petani dalam penanaman dan penyiangan gulma dengan alat gasrok.

Kelebihan lain cara tanam jerman adalah jumlah benih lebih sedikit, efek tanaman pinggir lebih sempurna, serta peningkatan pendapatan petani. Sebelumnya, pengkajian mengenai rekayasa cara tanam jerman telah dilakukan pada tanaman padi sawah di Desa Sukadadi, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran pada Mei sampai September 2014 oleh Ir. Robert Asnawi, M.Si. dan Ir. Ratna Wylis Arief, M.TA.

Pengkajian dilakukan pada masing-masing petakan seluas 400 m2 dengan luas total area 1 ha. Pengkajian tersebut bertujuan mengetahui pengaruh penerapan cara tanam jerman terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha tani padi sawah.

Perlakuan yang dikaji dengan membandingkan rekayasa cara tanam antara jajar tegel, jajar legowo 2:1, dan jejer manten. Varietas padi yang dikajiterapkan adalah Inpari 10, yang merupakan varietas unggul baru (VUB) produk Balitbangtan yang mulai dikembangkan di daerah tersebut.

Hasil kajian menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan jumlah anakan tertinggi dihasilkan oleh perlakuan cara tanam jerman. Inovasi teknologi ini menghasilkan peningkatan produktivitas sebesar 5—10 persen peningkatan pendapatan petani dibandingkan dengan 2 perlakuan lainnya. Dari pengkajian tersebut, cara jerman dinilai memiliki potensi karena mudah diterapkan, dengan produktivitas dan pendapatan lebih tinggi dibandingkan jajar tegel dan jajar legowo 2:1.

Kaji terap terbaru dilakukan pada Juni hingga September 2018 menggunakan varietas Inpari 42 dan Inpari 43 dengan menggunakan sistem tanam jerman super, jajar legowo super manual, jajar legowo super transplanter, jajar tegel pada total luas areal 8 hektare di Desa Waylayap Kecamatan Gedong Tataan dan 2 hektare di Desa Rejo Agung Kecamatan Tegineneng.

Hasil kaji terap di dua kecamatan tersebut dapat dideskripsikan secara umum bahwa cara tanam jerman menghasilkan produktivitas sebesar 9 ton per hektare, jarwo super manual, dan jarwo super transplanter sekitar 7 ton per hektare, dan jajar tegel sekitar 5—6 ton per hektare. Penerapan cara tanam jerman mampu meningkatkan produktivitas sebesar 30—80 persen dibandingkan jajar tegel yang biasa diterapkan petani.