Pertanianku — Pada musim kemarau, sebagian peternak di daerah tertentu yang kerap mengalami masalah kekurangan pakan hijauan ternak. Namun, biasanya mereka mulai bersiap-siap untuk mengatasi masalah tersebut.
Peternak yang ingin maju dan punya inisiatif, biasanya mencoba mencari cara untuk menghadapi masalah kekurangan pakan di musim kemarau. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan teknologi pakan seperti hay. Keuntungan dari teknologi ini adalah pembuatannya mudah. Hijauan tidak harus dipotong kecil-kecil dan hay cukup disimpan secara aerob.
Pembuatan hay
Pembuatan hay cukup mudah dengan biaya yang lebih murah. Namun, harus dibayar dengan masa simpan yang lebih singkat, yaitu sekitar 5 minggu. Metode pembuatan hay ada dua, yaitu metode hamparan dan metode Pod.
- Metode hamparan
Metode ini dilakukan dengan cara menghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka dan di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan dibolak-balik hingga kering. Biasanya butuh waktu sekitar 2—3 hari, pada saat cuaca cerah. Kadar air setelah kering sekitar 20—30 persen (warna kecokelat-cokelatan).
- Metode Pod
Metode ini menggunakan semacam rak sebagai tempat menjemur sekaligus menyimpan hijauan yang dijemur selama 1—3 hari. Kadar air setelah kering sekitar 50 persen. Untuk pembuatan hay, idealnya, hijauan rumput dipotong saat menjelang berbunga. Di masa itu kadar protein rumput tertinggi, serta serat kasar dan kandungan airnya optimal.
Diharapkan, hay yang diperoleh tidak berjamur dan tidak menimbulkan warna gosong, yang tentunya akan meningkatkan palatabilitas dan kualitas hay nantinya.
Hay yang baik berciri sebagai berikut.
- Berwarna tetap hijau meskipun ada yang berwarna kekuning-kuningan.
- Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering karena kalau terlalu kering akan mudah patah.
- Kondisinya tidak kotor dan tidak berjamur sehingga alat pengukur keberhasilan hay yang terbaik adalah ternak yang akan memakannya. Jika ternak mau makan, berarti sudah cukup baik hasilnya.