Sorgum di Mojokerto Tetap Tumbuh Meski Tanpa Air

Pertanianku — Jawa Timur memiliki satu komoditas tanaman pangan yang adaptif terhadap kekeringan, yaitu sorgum. Hal tersebut dibuktikan langsung oleh Pri Ardi, petani asal Desa Mojodowo, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

sorgum
foto: pixabay

Dilansir dari laman litbang.pertanian.go.id, Pri mengirimkan video melalui aplikasi WhatsApp menunjukkan varietas unggul baru, yaitu sorgum bioguma yang bisa tumbuh meski tidak mendapatkan air selama 45 hari.

Pri menjelaskan, sejak tanaman berumur 13 hari, sorgum yang ditanam di lahan Perhutani tersebut tidak mendapat air akibat kemarau dan tidak adanya sumber air berupa sumur. Namun, sorgum tersebut tetap tumbuh seragam dan menunjukkan warna hijau yang baik.

“Mulai umur sekitar 13 hari sampai sekarang umur 57 hari tidak ada air sama sekali,” tutur Pri seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Dalam video yang dikirimkan Pri, ia juga membandingkan ketahanan sorgum dengan komoditas lain yang ditanam bersama, salah satunya adalah jagung. Jagung tersebut tampak layu menguning karena tidak tahan terhadap kekeringan.

“Sama-sama tidak dapat air, sama-sama tidak dapat minum, tapi sorgum lebih hijau dan lebih subur. Mungkin ini bisa dijadikan rekomendasi saudara-saudara petani kenapa kita harus mengembangkan sorgum,” ujar Pri.

Kelebihan lain yang dimiliki sorgum selain tahan terhadap kekeringan ialah dapat dipanen lebih dari sekali. Ratun atau tunas tanaman yang dirawat dengan baik bisa menumbuhkan tanaman baru sehingga para petani tidak perlu melakukan penanaman dari awal yang membutuhkan proses panjang. Mulai dari pengolahan lahan hingga penanaman benih. Tentu saja hal tersebut bisa menghemat biaya produksi.

Sorgum bioguma yang ditanam oleh Pri dan petani lainnya adalah varietas unggulan kreasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang dilepas pada 2019.

Varietas ini memiliki kelebihan berupa hasil biji rata-rata yang didapatkan sebesar 7 ton per hektare, brix gula dalam batang mencapai 15,5 persen, volume nira mencapai 122 ml, dan biomassa batang sebesar 44—54 ton per hektare.

Sorgum bioguma tersebut berpotensi menjadi bahan pangan serupa beras dan tepung pengganti terigu. Nira yang ada di dalam sorgum bisa diolah menjadi gula cair, kecap, dan bioethanol. Sementara itu, batangnya bisa digunakan sebagai pakan ternak dan diratun hingga tujuh kali.