Pertanianku — Sorgum merupakan tanaman multiguna yang sangat menguntungkan. Setiap bagian dari tanaman ini bisa digunakan mulai dari sebagai bahan pangan, pakan ternak, hingga bahan bakar dan pupuk.

Direktur Kemitraan PT Sarottama Dharma Kalpariksa, Irwan, mengatakan, sorgum memiliki potensi yang sangat menjanjikan selain komoditas pajale (padi, jagung, dan kedelai).
“Bisa jadi potensi, tapi faktanya ini tidak dikembangkan, padahal ‘kan ini dari NTB pengembangannya ada lahan yang cukup luas dan sangat berprospek, ya,” ujarnya saat ditemui di acara INAGriTech 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (29/8).
Irwan menuturkan, hingga saat ini sorgum masih belum dikembangkan. Pemerintah hanya berfokus pada produksi pajale, padahal sorgum memiliki potensi yang menjanjikan karena dapat dipanen 3 kali dalam setahun.
“Sekarang NTB jadi lumbung jagung nasional. Nah, pascapanen jagung itu bisa ditanam sorgum untuk prosuksi 3 kali. Jadi, kita tanam 3 bulan, kemudian kita panen, setelah itu rotumnya akan tumbuh tunas baru jadi kita tidak perlu menanam lagi. Kemudian karena akarnya sudah sangat kuat maka kita bisa panen 3 kali dengan pemanfaatan yang maksimal dari semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, serta bijinya,” papar Irwan.
Ia juga menuturkan, seperti fungsi yang diberikan tebu sebagai bahan bakar biodesel, sorgum pun bisa bisa menjadi bahan bakar bio etanol. “Nah, hambatan selama ini kenapa tidak dikembangkan. Padahal, ini juga bisa dikembangkan jadi bahan bakar nabati. Regulasi kita belum bisa mem-back up itu,” imbuhnya.
Irwan berharap, pemerintah dapat membuat program khusus untuk meningkatkan hilirisasi sorgum sehingga dapat pula meningkatkan semangat para petani untuk menanam sorgum.
“Ini barangkali untuk mendongkrak semangat petani untuk menanam sorgum perlu ada program khusus. Kalau saat ini di Kementerian Pertanian ada namanya upsus pajale (upaya khusus penanaman padi, jagung, dan kedelai—red), kenapa tidak ditambah sorgum menjadi sumber pakan alternatif dan hasil-hasil sampingannya,” ungkap pria paruh baya itu.