Spesies Fauna Baru Endemik Sulawesi Telah Berhasil Ditemukan

Pertanianku — Peneliti dari Pusat Riset Biologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mencatat beberapa penemuan terbaru. Spesies tersebut sudah dideskripsikan untuk data biodiversitas Indonesia. Penemuan tersebut didominiasi oleh fauna sebanyak 75 spesies, sisanya flora sebanyak 13 spesies. Sebanyak 68 persen dari total spesies fauna tersebut merupakan endemik Sulawesi.

endemik sulawesi
foto: Indonesia.go.id

Fauna endemik Sulawesi yang pertama adalah kumbang moncong dari keluarga Coleoptera. Melansir dari laman Indonesia.go.id, peneliti BRIN, Pramesa Narakusumo menjelaskan, terdapat 28 jenis kumbang moncong dari genus Trigonopterus. Kumbang moncong tidak bisa terbang dan tinggal di hutan pegunungan.

Peneliti lainnya berhasil menemukan 14 spesies celurut baru yang termasuk genus Crocidura. Para peneliti mengatakan, penemuan ini merupakan penemuan terbesar dari kelompok mamalia yang terpublikasikan sejak 1931. Hewan pemakan serangga ini merupakan kerabat dekat landak dan moles.

Peneliti Zoologi BRIN, Awal Riyanto, berhasil menemukan beberapa spesies reptil baru. Salah satunya adalah ular Oligodon tolaki. Di kategori nematoda, peneliti lainnya berhasil menemukan spesies cacing baru, yakni Vegeloides morowaliensis di Morowali, Sulawesi Tengah.

Di Danau Poso, Sulawesi Tengah, peneliti berhasil menemukan spesies krustasea baru sejenis udang berkulit keras. Kelima spesies terbaru merupakan endemik Danau Poso.

Penemuan lainnya juga berhasil dilakukan di Taman Wisata Alam Air Terjun Wera, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Di kawasan tersebut peneliti berhasil menemukan Shcismatogobius yang merupakan genus dari jenis ikan gobi air tawar. Penemuan ini berhasil menambah tujuh jenis ikan gobi yang sudah tercatat sebelumnya.

Ikan endemik Sulawesi itu berukuran kecil, ukuran tubuhnya kurang dari 27 milimeter. Tubuhnya ramping dengan kepala berbentuk bulat dan moncongnya agak runcing. Umumnya, ikan gobi hidup di air tawar yang mengalir dengan kecepatan sedang hingga cepat. Perairan tersebut berada di daerah dangkal berbatu, kerikil, dan pasir.

Keberhasilan penemuan tersebut merupakan hasil dari kolaborasi yang dilakukan oleh Peneliti BRIN bersama kolega asal Prancis dan Jerman. Penelitian dilakukan dengan pendekatan secara genetik dan morfologi.