Standar Mutu Lada

Pertanianku – Mutu biji lada merupakan cerminan dari setiap proses produksi sampai dihasilkan biji lada yang siap dipasarkan; dimulai dari penanaman, penanganan panen, pengolahan, sampai pada penyimpanan dan pengangkutan. Untuk kepentingan pemuasan kepada konsumen telah  ditetapkan standar mutu untuk keperluan perdagangan.

Standar Mutu Lada

Semakin tinggi mutu lada akan semakin tinggi pemuasan terhadap konsumen yang selanjutnya berdampak pada daya saing dan harga yang tinggi. Negara produsen utama lada membuat standar mutu agar dapat diterima oleh konsumen. Masyarakat perladaan internasional (IPC = international pepper community) sangat berkepentingan dengan standar mutu ini agar dapat diciptakan suasana perdagangan yang sehat. Di lain pihak, negara-negara konsumen juga menetapkan standar mutu lada yang akan diimpornya.Kedua pihak, produsen dan konsumen harus bersepakat dalam hal standar mutu tersebut.

  1. Standar mutu lada Indonesia

Kelas mutu untuk lada hitam, lada putih, lada putih campuran, dan lada hitam enteng beserta persyaratannya disajikan pada Tabel 12 dan Tabel 13.

  1. Standar mutu lada Malaysia

Malaysia sebagai salah satu negara produsen utama lada dunia juga menetapkan spesifikasi mutu lada yang diproduksi. Wilayah pengembangan lada Malaysia adalah di Sarawak. Oleh karena itu, dikenal spesifikasi mutu lada hitam, lada putih, dan lada enteng Sarawak (Tabel 14, 15, dan 16).

  1. Standar mutu lada yang diusulkan IPC

Standar mutu lada yang ditetapkan oleh Indonesia dan Malaysia umumnya didasarkan atas karakteristik fisik biji lada. Namun, hal yang juga dipandang penting oleh IPC adalah kehigienisan dari lada yang diperdagangkan. Oleh karena itu, IPC mengusulkan dalam penetapan kelas muru lada, baik lada hitam maupun lada putih; selain aspek makro, perlu diperhatikan juga aspek mikro. Berikut ini adalah parameter mutu makro dan mikro yang diusulkan oleh IPC (Tabel 17).

 

Sumber : Buku Lada