Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan strategi dengan mempercepat musim tanam kedua pada 2020 yang dilakukan pada lahan seluas 5,6 juta hektare. Percepatan ini berfungsi untuk mengantisipasi kekeringan yang akan terjadi pada musim kemarau yang sebentar lagi akan datang.

Diprediksikan puncak kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang. Oleh karena itu, saat ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo masih memprioritaskan program percepatan tanam karena Mei hingga Juni diperkirakan masih terjadi hujan. Untuk menjalankan program tersebut, Kementan butuh melakukan sinergi dengan para Gubernur dan Bupati seluruh daerah untuk melakukan percepatan musim tanam agar berjalan efektif.
“Kita sudah vicon dengan beberapa Gurbenur dan para Bupati, semuanya sangat optimis bisa melakukan percepatan. Dan dipastikan percepatan ini bisa berlanjut ke tingkat Kabupaten tentu harus dilakukan monitoring,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip dari pertanian.go.id.
Sebelumnya, Indonesia sedang mengalami masa panen raya yang terjadi dari April hingga Mei dan akan berakhir pada Juni dengan total luas panen sekitar 7,46 juta hektare.
Mentan mengatakan sektor pertanian saat ini bergantung pada kondisi cuaca yang sedang terjadi, bencana alam, hama, serta manajemen pangan. Oleh karena itu, Kementan harus melakukan antisipasi untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan selama musim kemarau.
“Kita kerahkan semua kemampuan termasuk analisa-analisa dari Litbang Kementan untuk bisa menetukan mana pupuk yang cocok, dan mana bibit yang cocok untuk ditanam. Kalau semua berjalan lancar pasti pangan kita aman,” jelas Syahrul.
Upaya lain yang akan dilakukan oleh Kementan adalah memberikan bantuan berupa combine harvester, traktor, dryer, multivator, dan alsintan lainnya ke beberapa daerah yang membutuhkan untuk membantu meningkatkan produktivitas pertanian di daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari anggaran yang cukup terbatas karena terkena imbas pemangkasan. Namun, harapannya, bantuan tersebut dapat tetap berguna secara efektif.
Presiden Joko Widodo mengerahkan kepada jajarannya untuk mempersiapkan strategi dalam mengantisipasi perkiraan 31 persen wilayah zona musim kemarau yang akan diperkirakan lebih kering dari tahun kemarin. Presiden menekankan kebijakan mitigasi untuk mencegah terjadi gangguan pada ketersediaan pangan.