Pertanianku – Bunga kakao termasuk bunga majemuk. Namun, bunga kakao tampak seolah-olah adalah bunga tunggal. Hal tersebut karena adanya pemendekan (reduksi) pada beberapa poros bunganya. Bunga kakao mempunyai sifat hermaprodit. Artinya, setiap bunga memiliki organ kelamin jantan maupun organ kelamin betina. Berbeda dengan tanaman yang lainnya, bunga tanaman kakao tumbuh menyebar, mulai dari batang, cabang, dan ranting. Sifat tersebut dikenal dengan jenis bunga cauliflorous. Tempat munculnya bunga kakao adalah tempat bekas duduknya daun yang biasa disebut bantalan bunga.
Bunga kakao mempunyai ukuran yang sangat kecil. Diameter bunga Berkisar 1—1,5 cm dan panjang tangkainya sekitar 1,5 cm. Bunga kakao terdiri dari bagian utama,yaitu androecium (organ kelamin jantan) dan ginaecium (organ kelamin betina). Sementara itu, bagian pelengkap bunga terdiri dari calyx (kelopak bunga) dan corolla (mahkota bunga). Bagian yang utama mempunyai fungsi sebagai alat berkembang biak, sedangkan bagian pelengkap berfungsi sebagai pelindung organ bunga penting lainnya atau sebagai penarik perhatian bagi serangga penyerbuk.
- Kelopak bunga
Kelopak bunga (calyx) kakao berjumlah lima lembar. Masing-masing bagian kelopak bunga disebut sepala. Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling luar yang berfungsi sebagai pelindung bagian bunga lainnya, terutama saat bunga masih kuncup. Warna kelopak bunga kakao yaitu putih atau rose.
2.Mahkota bunga
Mahkota bunga secara keseluruhan disebut corolla. Masing-masing bagian mahkota dinamakan petala. Jumlah petala sebanyak lima lembar. Bentuk petala dari bunga kakao ini agak ganjil. Bagian pangkal petala berbentuk seperti mangkuk dan berwarna putih agak merah muda. Di bagian dalamnya terdapat dua buah garis dengan arah memanjang (longitudinal) dan berwarna ungu (carmine) yang gelap. Kemudian dilanjutkan dengan bagian yang menyempit berbentuk pita dan melengkung ke bawah agak menempel pada bagian luar dari mangkuk tersebut. Bagian ujungnya melebar lagi berbentuk seperti centong (spatula). Bagian yang berbentuk pita dan centong ini berwarna agak kekuningan.
3.Organ kelamin jantan
Organ kelamin jantan (androecium) pada bunga kakao terdiri atas stamen dan staminode. Berdasarkan kemampuan membentuk tepungsari (pollen), androecium dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
– Fertil adalah organ kelamin yang dapat menghasilkan tepung sari (stamen).
– Steril adalah organ kelamin yang tidak dapat menghasilkan tepung sari (staminode).
Stamen maupun staminode masing-masing berjumlah lima buah. Seluruhnya tersusun dalam bentuk lingkaran dengan letak berselangseling satu sama lain. Bagian pangkalnya bersatu membentuk tabung yang pendek. Stamen terdiri atas bagian tangkai (filament) dan di ujungnya terdapat kepala sari (anthera). Filament tumbuh membengkok ke bawah sehingga tampak seolah-olah kepala sari tersembunyi di dalam bagian petala yang berbentuk seperti mangkuk. Kepala sari sendiri terdiri atas empat buah kantung pollen (serbuk sari) yang di dalamnya terbentuk butir-butir pollen. Staminode tumbuh memanjang lurus ke atas dengan warna carmine gelap. Letak staminode mengelilingi dan sedikit lebih tinggi dari bagian putik (pistil).
4. Organ kelamin betina
Organ kelamin betina (gynaecium) kakao terdiri atas bagian ovary atau bakal bakal buah yang terletak pada dasar bunga. Bakal buah ini jumlahnya hanya satu dan bersifat superior. Bentuk bakal buah adalah oval (bulat telur) dengan titik-titik berwarna merah. Bakal buah terdapat ovule (bakal biji) tersusun dalam lima larikan (loculi). Jumlah ovule bunga kakao antara 30—60 buah. Setelah mengalami pembuahan, bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji menjadi biji.
Bagian atas bakal buah terdapat tangkai dari putik disebut filament. Ujung tangkainya terdapat kepala putik yang disebut stigma. Kepala putik terbagi dalam lima lobus, tetapi biasanya bagian ini tidak terlihat begitu jelas. Kepala putik mempunyai sifat lekat sehingga dapat menangkap butir-butir tepung sari (pollen).
Sumber: Buku Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul