Studi Kasus: Lele Sakit Diobati dan Terus Dibesarkan

Pertanianku – Oleh karena penanganan yang kurang baik, sebulan menjelang panen tiba-tiba lele Mr. A terserang penyakit. Sekitar 50% lele terserang penyakit dan mati. Lalu, untuk menyelamatkan sisanya, apa tindakan yang Mr. A lakukan?

Studi Kasus Lele Sakit Diobati dan Terus Dibesarkan

Mungkin sebagian besar peternak akan berpendapat lebih baik diteruskan saja. Boleh saja, tetapi bila tujuan awalnya untuk komersial, sikap itu tampaknya kurang tepat. Mengapa? Memelihara dan membesarkan lele yang sakit sama dengan mengharapkan salju turun di Indonesia. Tidak ada kepastian.

Biasanya, lele akan diobati dengan obat kimia untuk mencegah penularan lebih lanjut. Namun, selama proses pengobatan, sebagian atau sekitar 20—30% lele akan mati lagi karena daya tahan tubuhnya semakin lemah. Karena penasaran, peternak akan terus berusaha meneruskan pengobatan dan pemeliharaan. Namun, Anda tidak pernah tahu persis jumlah ikan yang tersisa dan bisa dipanen.

Pertanyaannya, apakah hasil panen bisa menutupi biaya pengobatan, pakan, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Selain itu, waktu pemeliharaan pasti akan lebih lama karena perlu waktu penyembuhan agar nafsu makan ikan normal kembali. Yang jelas, kerugianlah yang akan diterima oleh peternak karena beberapa hal berikut.

– Harus membeli obat-obatan untuk mengobati lele yang sakit.

– Harus membuang lele yang sakit dan mati.

– Harus mengontol kebersihan air kolam atau mengurasnya sesering mungkin.

– Harus ada waktu yang terbuang karena menunggu penyembuhan lele.

– Waktu panen lebih lama karena pertumbuhan lele sudah tidak maksimal.

– Tidak bisa diprediksi persentase lele yang tersisa dan bisa dipanen.

– Lele sakit tidak laku dijual.

Normalnya, pada segmen pembesaran, lele bisa dipanen dalam waktu 60 hari jika benih yang ditebar berukuran 7—8 cm. Namun, Jika memelihara lele yang sakit, belum tentu bisa panen dalam waktu 3—4 bulan.

  • Solusi

Jika lele terserang penyakit menular, Anda harus berani mengambil sikap dan keputusan yang jelas. Agar tidak penasaran, dalam buku ini akan dikemukakan dua solusi yang harus dipertimbangkan dengan baik, yakni memelihara ikan yang sakit atau membuang semua lele yang sakit dan memulai lagi.

  • Tetap Memelihara Ikan Sakit

Bagi Anda yang penasaran dan sebagai pembelajaran, tidak ada salahnya bila mencoba memelihara ikan sakit sehingga dapat diketahui hasilnya. Berikut langkah yang harus dilakukan.

– Ganti atau kuras air sesering mungkin. Ambil kotoran yang ada dengan selang, baik berupa feses atau sisa pakan.

– Beri antibiotik alami berupa daun pepaya atau garam ke dalam kolam. Dosisnya disesuaikan dengan jumlah ikan dan ukuran kolam pemeliharaan. Misalnya, kolam berukuran 3 m x 4 m x 0,7 m dengan jumlah ikan 1.250 ekor cukup diberi 2 genggam garam atau satu lembar daun pepaya yang telah dihaluskan.

– Kurangi pemberian pakan.

– Amati perkembangan lele yang telah diobati sampai panen.

Panen air atau panen ikan? Temukan sendiri jawabannya.

 

Sumber: Buku Kupas Tuntas Budidaya dan Bisnis Lele