Pertanianku — Tahukah Anda? Sebuah studi mengungkapkan jika kelinci yang memakan fesesnya sendiri bisa tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Namun, apakah kelinci mau memakan kotorannya sendiri?
Para peneliti telah lama mengetahui bahwa kelinci kerap mengonsumsi fesesnya yang lebih lembut (caecotrophy), dibanding yang keras. Kini, sebuah studi terbaru mengungkap alasannya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Henan Agricultural University, kelinci yang makan kotorannya memiliki pencernaan yang lebih baik. Itu membantu mereka menambah berat badan dan kekuatan.
Kotoran lembut lebih sedikit mengandung bahan untuk dicerna, tapi ia menyediakan sumber bakteri floral usus yang penting untuk metabolisme mereka.
Untuk menguji dampak nutrisi dari memakan feses, tim peneliti membagi kelinci putih Selandia Baru menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi makanan normal. Sementara, kelinci di grup kedua dilengkapi dengan kerah kerucut yang memungkinkan mereka untuk mengakses makanan dan minuman, tetapi sulit mengambil caecotrophy.
“Setelah eksperimen selama 90 hari, kedua belas kelinci kemudian dianestesi,” ujar studi tersebut.
Setelah melakukan pembedahan, para peneliti menemukan bahwa berat badan, asupan makanan, dan tingkat pertumbuhan kelinci percobaan “menurun secara signifikan”.
Melihat hasil tersebut, peneliti yakin bahwa feses lunak kelinci benar-benar kaya akan vitamin dan protein mikrob. Mencegah kelinci mengonsumsi makan tinja berarti mengurangi asupan protein mereka sebanyak 15—22%.
Mereka menambahkan, tinja lembut kelinci mengandung sejumlah besar mikroorganisme. Ketika berhenti memakan feses, itu mengakibatkan perubahan mikroflora dalam saluran pencernaan kelinci.