Sukses Bisnis Pembesaran Ikan Patin di Lahan 1.000 m2

Pertanianku –  Usaha pembesaran ikan patin mulai banyak dilirik oleh para pelaku bisnis karena masa pemeliharaannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan lainnya sehingga biaya produksinya juga tidak terlalu tinggi. Dalam waktu 5—6 bulan, sudah menghasilkan ikan konsumsi ukuran 300—400 g per ekor. Ikan patin disukai banyak orang, dagingnya lembut, dan rasanya yang khas. Umumnya ikan patin untuk dikonsumsi segar maupun diproduksi menjadi ikan filet.

Sukses Bisnis Pembesaran Ikan Patin di Lahan 1.000 m2

A. Memulai usaha

  • Pilih lokasi usaha dengan sumber air sesuai kebutuhan ikan, yaitu pH 6,5—8,5, suhu 24—32o C, oksigen terlarut minimal 3 ppm, dan tidak tercemar.
  • Buat kolam ukuran 10 m x 10 m x 1 m atau 5 m x 20 m x 1 m sebanyak 10 unit.
  • Siapkan peralatan yang dibutuhkan jala untuk panen, wadah/ ember, pH meter, dan tes kit kualitas air.
  • Tebar benih berukuran 10—20 g per ekor dengan kualitas yang baik. Padat tebar 10—20 ekor per m2.

B. Kendala

  • Pemeliharaan harus dilakukan secara intensif agar pertumbuhannya cepat. Patin tidak bisa diusahakan dengan kepadatan tinggi.
  • Sering muncul serangan jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan ikan mati.

C. Strategi

  • Pilih benih yang baikagar tingkat keberhasilan lebih besar.
  • Ramu pakan sendiri untuk menekan biaya operasional.
  • Berikan pakan pelet dengan kandungan protein 28—30% sebanyak 3—4% berat ikan. Adapun frekuensi pemberian pakannya 3—4 kali sehari.
  • Panen ikan setelah berukuran 2 ekor per kg atau pemeliharaan selama 4—5 bulan.
  • Ketahui lokasi pembesaran ikan patin sebagai perbandingan budi daya. Usaha pembesaran patin dapat ditemui di Bogor, Jakarta, Jambi, dan Kalimantan Selatan.

 

Sumber: Buku 79 Bisnis Pertanian Menguntungkan