Pertanianku — Langkah pertama yang perlu Anda perhatikan dari pakan itik adalah bahan-bahan yang digunakan. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi kebutuhan nutrisi itik agar pertumbuhan ternak berlangsung baik. Salah satu nutrisi yang tidak boleh dilewatkan adalah energi. Umumnya, sumber energi berasal dari biji-bijian atau limbah pengolahan biji-bijian berikut bagus untuk pakan itik.
Sorgum
Sorgum merupakan salah satu bahan pakan sumber energi yang kandungannya hampir menyamai jagung. Namun, sayangnya, persediaan sorgum di Indonesia masih rendah, pasalnya produksi sorgum hanya ada di daerah tertentu. Kandungan protein sorgum terbilang lebih tinggi dibanding jagung dan mengandung lebih sedikit xantofil. Sorgum yang dikombinasikan dengan bungkil kedelai dapat menghasilkan suplemen metionin dan lisin.
Sorgum putih dapat digunakan hingga 50 persen, sedangkan sorgum berwarna hanya bisa digunakan dalam jumlah terbatas.
Jagung kuning
Jagung merupakan sumber energi utama dalam formula pakan unggas karena mengandung energi yang tinggi. Selain itu, jagung tidak mengandung antinutrien, mengandung banyak pati dalam bentuk amilopektin, dan tingkat kecernaannya tinggi. Namun, sayangnya, kandungan protein jagung rendah, hanya 8,5 persen. Selain itu, keseimbangan asam amino di dalam jagung kurang baik, kandungan lisinnya rendah, dan kandungan metioninnya tinggi.
Singkong
Singkong berpotensi menjadi sumber energi bagi itik, tetapi kandungannya proteinnya sangat rendah hanya sekitar 2–3 persen. Singkong tidak bisa digunakan dalam jumlah yang besar karena mengandung sianogenik glikosida yang merupakan zat antinutrien. Kadar zat tersebut berbeda-beda bergantung pada jenis singkongnya. Singkong yang terasa pahit paling banyak mengandung senyawa antinutrien.
Singkong hanya dapat digunakan sebagai bahan pakan sebanyak 20 persen. Pakan yang mengandung banyak singkong atau gaplek akan menyebabkan feses itik menjadi lebih basah.
Dedak padi
Kandungan energi di dalam dedak tidak begitu tinggi, tetapi dedak mengandung protein yang cukup. Penggunaannya tidak boleh dalam jumlah besar karena kandungan serat kasarnya tinggi dan mengandung zat antinutrien asam fitat yang tinggi. Untuk mengatasi efek dari asam fitat, Anda dapat menambahkan enzim fitase atau dikombinasikan dengan sumber mineral fosfor lainnya.