Pertanianku — Pohon suren sangat mudah untuk ditemui di dataran tinggi. Meskipun namanya tidak begitu terkenal seperti pohon pinus—pohon dataran tinggi yang banyak dijumpai di daerah perbukitan, pohon suren memiliki beragam manfaat.
Kayu pohon ini sering dimanfaat untuk mebel, bahan bangunan, vinir, dan panel kayu. Bagian akarnya dimanfaatkan menjadi bahan baku obat diare, ekstrak daunnya bermanfaat sebagai antibiotik dan bioinsektisida. Kulit batang pohon dan buahnya sering dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak atsiri.
Kehadiran pohon suren juga sering dimanfaatkan menjadi tanaman pelindung atau pembatas di ladang dan sebagai windbreak di perkebunan teh. Hal ini karena bentuk tajuk pohon yang tidak terlalu lebar.
Pohon suren dapat mengeluarkan bau harum saat batang pohon ditebang atau pada saat daun dan buah diremas untuk mengeluarkan sarinya. Batang pohon tumbuh lurus ke atas dengan tinggi sekitar 40—60 m.
Kulit pohon suren bertekstur kasar dan pecah-pecah seperti kulit buaya. Daunnya berbentuk oval dan panjangnya sekitar 10—15 cm, duduk menyirip tunggal. Pohon ini dapat berbuah sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu pada Februari—Maret dan September—Oktober.
Budidaya pohon ini terbilang mudah seperti membudidayakan pohon-pohon hutan lainnya. Bibit bisa didapatkan dari buah suren yang berbuah dua kali dalam setahun. Sebelum ditanami bibit, lahan sebaiknya diolah terlebih dahulu. Lahan dapat diolah secara manual ataupun dengan bantuan traktor.
Proses pemeliharaannya adalah dengan penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman berfungsi menggantikan bibit yang mati tidak berkembang. Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan tanaman dari gulma dan tanaman yang mengganggu pertumbuhan pohon. Biasanya, penyiangan akan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yang tak kalah penting ialah pemupukan. Pupuk yang digunakan untuk 1 hektare lahan adalah 200 kg urea, 100 kg TSP, dan 50 kg KCL.
Kayu suren bersifat liat dan tidak mudah retak sehingga kegiatan panen dan penebangan dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun. Namun, sebaiknya panen kayu saat sudah dibutuhkan agar kualitas kayu tidak berkurang.
Kayu suren memiliki sifat yang ringan, gubal kayunya berwarna kemerahan dan tekstur kayu kasar serta memiliki permukaan yang agak licin serta mengilap. Keawetan kayu suren termasuk sedang berada di kelas IV—V dan kelas kuat kayu IV.