Pertanianku — Bawang bombai atau Allium ceva menjadi salah satu bahan makanan populer di Indonesia. Bersama bawang merah dan bawang putih, ketiganya menjadi pemberi rasa sedap dalam banyak masakan Indonesia. Anda pun dapat memenuhi kebutuhan harian bawang bombai untuk konsumsi pribadi. Caranya tidak sulit, Anda hanya perlu menyesuaikan dengan syarat bertanam bawang bombai seperti berikut.

Tanaman bawang bombai tumbuh di daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun. Tanaman ini termasuk jenis yang memerlukan sinar matahari cukup panjang, yakni lebih dari 4 jam per hari.
Jika lama penyiraman lebih singkat, bawang bombai yang dihasilkan akan berasa tawar dan tidak tahan lama. Oleh karena itu, sebaiknya pilihlah lokasi bertanam bawang bombai yang cukup terkena sinar matahari.
Selain sinar matahari, bawang bombai juga sebaiknya diletakkan pada tempat dengan udara yang sejuk. Pertumbuhannya akan optimal jika suhu lingkungannya berkisar 18—20 derajat Celcius. Jika suhu udara sedikit lebih dingin, bawang bombai masih mampu membentuk bunga.
Kondisi udara yang optimal untuk merawat bawang bombai berkisar 80—90 persen atau cukup lembap. Di lahan budidaya, ketinggian optimal untuk bertanam bawang bombai adalah 1.500 mdpl dan pH tanah 5,5—6,5. Namun, hal ini bisa Anda sesuaikan dengan lingkungan kondisi pekarangan rumah Anda.
Jika Anda ingin bertanam bawang bombai di rumah, Anda bisa mengatur jenis tanah yang digunakan supaya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman bawang bombai menyukai tanah yang subur, banyak humus, dan gembur. Media tanam ini juga sebaiknya mampu meneruskan air sehingga tidak mudah becek dan memadat.
Anda dapat menggunakan jenis tanah mulai dari tanah lempung berpasir hingga tanah lempung berdebu. Tanah ini memiliki perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir, dan debu.
Bertanam bawang bombai di rumah juga harus meninjau kembali biji atau umbi yang digunakan. Tak hanya lingkungan, biji atau umbi yang digunakan juga akan memengaruhi kualitas tumbuhan ini di kemudian hari.
Pilihlah umbi yang sudah tua, tidak mengerut, padat, dan mengilap. Tips lainnya adalah pilihlah umbi yang akan digunakan untuk bibit tersebut berasal dari tanaman yang dipanen saat sudah tua dan disimpan cukup lama. Jenis umbi ini disebut umbi kawak.