Pertanianku — Meranti merupakan salah satu jenis kayu favorit dalam industri kayu pohon. Populasi pohon meranti di alam bebas sudah sangat terbatas karena penebangan liar yang kerap dilakukan oleh beberapa oknum. Oleh karena itu, budidaya meranti menjadi pilihan bisnis yang sangat menggiurkan. Sebelum budidaya, Anda perlu memahami tahapan pembibitan meranti yang benar untuk mendapatkan kayu bernilai jual tinggi.
Bibit meranti bisa didapatkan dari buah. Namun, pohon meranti tidak berbuah setiap tahun. Oleh karena itu, pembibitan meranti dapat dilakukan dengan mengambil anakan meranti yang muncul di sekitar pohon meranti di tengah hutan.
Anakan meranti diambil dengan cara dicongkel, lalu dikemas dalam karung basah dan dibawa ke media persemaian. Anakan-anakan yang dipetik dari alam ditanam di dalam polibag. Jika akar anak meranti terlalu panjang, Anda bisa motongnya agar tidak terlipat pada saat ditanam.
Selanjutnya, bibit disimpan di dalam sungkup di bawah naungan agar tingkat kelembapannya terjaga. Setelah terlihat tanda kehidupan dari bibit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan, sungkup bisa dibuka secara bertahap. Selama masa persemaian, bibit harus diletakkan di bawah naungan.
Pohon meranti akan berbunga setiap 3—5 tahun. Bunga meranti akan mekar di malam hari dan mengeluarkan bau yang menyengat. Setelah itu, buah masak setelah 14 minggu pembungaan. Pohon harus dijaga agar tidak kering. Sebab, kekeringan akan mengakibatkan penundaan gugur buah dan buah tidak bisa berkembang dengan sempurna. Oleh karena itu, pengumpulan benih biasanya dilakukan beberapa bulan setelah musim kemarau.
Untuk menjaga kualitas buah, pemetikan dilakukan langsung di atas pohon. Namun, benih juga bisa dikumpulkan langsung di bawah pohon. Buah yang sudah dipanen harus segera ditanam karena benih meranti tidak bisa disimpan terlalu lama. Buah yang ditanam harus yang terlihat sehat karena merupakan pertanda benih yang sehat pula.
Penanaman buah meranti tidak memerlukan perlakuan khusus, hanya perlu memotong sayap-sayapnya, lalu buah ditanam dengan tangkai buah menghadap ke atas dan ujung yang runcing ditancapkan ke dalam tanah sedalam ¾ buah.
Media tanam yang digunakan untuk persemaian merupakan campuran dari pasir, tanah, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Benih akan berkecambah dengan ukuran 5—6 cm setelah dua minggu kemudian. Media tanam yang digunakan untuk pembibitan merupakan campuran dari tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1. Bibit ditempatkan di bawah naungan dengan persentase cahaya 50 persen.
Selama proses pembibitan meranti, bibit disiram sebanyak dua kali sehari dan dilakukan penyiangan terhadap gulma setiap 1—2 bulan sekali.